Terpapar Omicron, Ribuan Penerbangan Dibatalkan

Ribuan penerbangan dari sejumlah maskapai asal Amerika Serikat (AS) terpaksa harus dibatalkan dan ditunda. Hal ini terjadi karena terdapat banyak staf penerbangan yang mengaku sedang sakit karena terpapar COVID-19.
Ribuan penerbangan dari sejumlah maskapai asal Amerika Serikat (AS) terpaksa harus dibatalkan dan ditunda. Hal ini terjadi karena terdapat banyak staf penerbangan yang mengaku sedang sakit karena terpapar COVID-19.

Jakarta, kaldera.id – Ribuan penerbangan dari sejumlah maskapai asal Amerika Serikat (AS) terpaksa harus dibatalkan dan ditunda. Hal ini terjadi karena terdapat banyak staf penerbangan yang mengaku sedang sakit karena terpapar COVID-19.

Melansir dari CNN, Jumat (7/1/2022), diketahui bahwa pada Kamis kemarin sejumlah maskapai ini setidaknya telah membatalkan lebih dari 1.620 penerbangan dan menunda lebih dari 1.350 penerbangan secara nasional.

Sebagai contoh, sebut saja maskapai penerbangan Southwest Airlines (LUV) yang telah membatalkan 562 penerbangan, atau 18% dari total jadwalnya pada Kamis kemarin. Ada juga United Airlines (UAL) yang telah membatalkan 227 penerbangan, 11% dari jadwal penerbangan mereka pada Kamis kemarin.

Sementara itu, pada Rabu kemarin, sebelumnya sejumlah maskapai penerbangan AS telah membatalkan total 1.790 penerbangan dan menunda 6.097 penerbangan lainnya. Jadi bila dihitung-hitung, selama dua hari terakhir, Maskapai-maskapai di AS telah membatalkan sekitar 3.410 penerbangan dan membatalkan 7.447 penerbangan lainnya.

Menanggapi hal ini, sejumlah maskapai asal AS tersebut mengatakan bahwa mereka akan tetap melakukan yang terbaik untuk mengakomodasi para penumpang selama menghadapi permasalahan kurangnya staf penerbangan akibat COVID-19 ini.

Selain itu semua maskapai ini mengatakan bahwa mereka juga akan melakukan apa yang mereka bisa untuk mempekerjakan staf yang dibutuhkan sehingga mereka tidak memiliki masalah di masa depan.

Namun di sisi lain, permasalahan kurangnya staf penerbangan serta kondisi penularan COVID-19 yang makin berbahaya ini telah terjadi terlalu sering sehingga para karyawan maskapai banyak yang mengeluh bahwa mereka telah mencapai tingkat kesabaran mereka untuk bekerja di kondisi yang sulit ini. (detik)