Medan, kaldera.id – Lulus tepat waktu mungkin menjadi impian bagi sejumlah mahasiswa. Namun, ada beberapa kendala yang menjadi penghambat dalam mencapai hal tersebut. Kendala inilah yang harus diperhatikan oleh mahasiswa.
Kendala-kendala tersebut biasanya muncul terutama dalam penyelesaian tugas akhir atau skripsi bagi mahasiswa tingkat akhir. Ternyata, hal itu dapat ditemukan mulai dari kebiasaan di kelas hingga di luar kelas yang bisa memengaruhi faktor dalam kemajuan studi, lho.
Berikut adalah daftar 5 penyebab mahasiswa tidak dapat lulus dengan tepat waktu sekaligus cara mengatasi masalah tersebut yang dilansir dari berbagai sumber.
1. Tidak Punya Teman
Ternyata, faktor lingkungan pergaulan juga bisa menghambat kemajuan akademik seseorang lho. Diungkapkan oleh New York Times, mahasiswa yang kerap menyendiri dan melakukan isolasi cenderung lebih mudah depresi dibandingkan dengan mahasiswa lainnya.
Mahasiswa yang dimaksud adalah mereka yang enggan menjalin pertemanan di kelas, menutup diri dari komunitas, hingga kehidupan kampus. Bahkan kasus ini kerap terjadi pada mahasiswa yang baru merantau untuk pertama kalinya.
“Studi telah menemukan bahwa mahasiswa yang tidak terlibat dalam kehidupan kampus, baik melalui jaringan pertemanan, klub atau olahraga, lebih mungkin untuk putus kuliah,” tulis New York Times.
2. Suka Titip Absen (Tipsen)
Hayo, siapa di sini yang masih suka tipsen alias titip absen ke teman? Hal ini ternyata masuk dalam salah satu penyebab mahasiswa tidak lulus tepat waktu.
Sebagai seorang mahasiswa, tentunya menghadiri perkuliahan di kelas harus menjadi prioritas utama. Melansir dari laman resmi institusi pendidikan vokasi bisnis dan teknologi LP3I (Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia), mengikuti perkuliahan di kelas bisa ini diharapkan dapat menjadi bekal bagi mahasiswa dalam menyusun skripsi nantinya
3. Faktor penentu yang dapat membantu mahasiswa lulus tepat waktu adalah rencana dan target yang matang. Bisa dibayangkan bagaimana bila seorang mahasiswa tingkat akhir tidak memiliki target atau jadwal yang jelas untuk dirinya sendiri?
Menurut laman LP3I, membuat jadwal dan target dapat membantu mahasiswa mengerjakan tugas lebih terstruktur dan menghindari kebingungan saat hendak memulai pekerjaan.
Melalui jadwal yang dibuat mandiri juga dapat membantu mahasiswa mengatur manajemen waktunya dengan baik. Misalnya, mengatur waktu bertemu dosen, waktu mengerjakan skripsi, atau pun waktu untuk terjun ke lapangan dalam kebutuhan data skripsi.
4. Sebagian besar mahasiswa tingkat akhir, biasanya memiliki kendala yang sama dalam mengerjakan skripsi. Tepatnya, kendala dalam menghadapi dosen pembimbing (dosbing).
Mungkin bagi sebagian mahasiswa masih ada yang enggan menemui dan menghindar dari dosen pembimbing, ketika mereka tengah mengalami kesulitan. Padahal, adanya dosen pembimbing diharapkan dapat membantu permasalahan yang ditemui saat menyelesaikan skripsi.
Putus komunikasi dengan dosen pembimbing ini dapat berujung pada skripsi yang terbengkalai dan tidak terselesaikan di kemudian hari, seperti dikutip dari situs resmi Universitas Pasundan (Unpas). Jadi, jangan ragu untuk hubungi dosbingmu, ya.
5. Kuliah dibarengi dengan bekerja mungkin tidak dapat dihindari oleh sebagian mahasiswa. Khususnya, bagi mereka yang harus membiayai sendiri kebutuhan studi maupun hidup selama berkuliah.
Namun, seorang Profesor Pendidikan Tinggi di Seton Hall, Robert Kelchen, mengungkapkan mahasiswa yang banyak menghabiskan waktu untuk bekerja cenderung lebih sulit untuk lulus tepat pada waktunya.
Namun, hal di atas dapat disiasati dengan melakukan manajemen waktu yang baik. Mahasiswa dapat mengatur waktu untuk setiap harinya agar semua kegiatan dapat terlaksana dengan baik dan sesuai tepat pada waktunya. (detik)