MEDAN, kaldera.id – Sensus Washliyin yang digagas Al Jami’yatul Washliyah Sumut mulai dilaksanakan, Jumat (21/1/2022). Sebanyak 2.000 formulir telah diisi di hari pertama.
Kegiatan ini untuk tertib administrasi, sekaligus pendataan warga dan kaderisasi keumatan salah satu organisasi tertua di Sumut itu.
“Alhamdulillah, melalui sensus Washliyin ini, pendataan dan tertib kaderisasi keumatan khususnya warga Washliyah, dapat berjalan maksimal,” ucap Ketua PW Al Jam’iyatul Washliyah Sumatera Utara, Dedi Iskandar Batubara saat memberi sambutan launching Sensus Washliyin.
Sensus Washliyin tersebut dimotori Lembaga Kajian Strategis Alwashliyah (LKSA). Pendataan sensus dilakukan secara manual yang dikolaborasi dengan sistem digitalisasi.
Para Washliyin diminta mengisi formulir disertai fotocopy KTP dan foto diri yang pengesahannya diserahkan kepada Pimpinan Cabang (PC) Washliyah di kecamatan-kecamatan tempat tinggal masing-masing.
Kemudian berkas tersebut diverifikasi oleh Pimpinan Daerah (PD) untuk dilanjutkan ke Pimpinan Wilayah (PW) guna diregistrasi.
“Setelah diregistrasi, PW akan mengeluarkan kartu keanggotaan yang memiliki barcode,” ungkap Dedi usai menerima laporan sistem kerja dan pola Sensus Washliyin dari pengurus LKSA.
Di hadapan puluhan warga Washliyah yang menghadiri launching, Dedi yang juga anggota DPD ini berharap LKSA ke depan bisa sejajar dengan Indo Barometer, LSI, dan lembaga penelitian nasional lainnya.
Dedi juga menginginkan LKSA ke depannya dapat merumuskan program program strategis untuk memajukan sekolah-sekolah Washliyah.
“Tentu rumusan melalui kajian-kajian yang menggunakan dengan pendekatan ilmiah. Bisa saja, ke depan PW pun akan menyusun program kerja berdasarkan kajian LKSA,” ujar senator yang juga ustadz kondang Sumatera Utara ini.
Melalui LKSA, kata Dedi, kajian pendataan keanggotaan atau data base diharapkan akuntabilitasnya dapat diakui secara ilmiah.
“Target 3 juta anggota terdata melalui pusat data keanggotaan Washliyah. Kita berharap Sensus Washliyin ini berjalan sesuai rencana,” tukasnya.
Sebelumnya, Ketua Lembaga Kajian Strategis Alwashliyah (LKSA), Eko Marhaendy memaparkan program Sensus Washliyin. Menurutnya, sistem pendataan melibatkan seluruh pengurus PD kabupeten/kota se-Sumatera Utara.
Bahkan, ujung tombak Sensus Washliyin lebih dominan dilakukan para Pimpinan Cabang (PC) dan Pimpinan Ranting (PR).
“Pendataan dilakukan secara manual yang dikolaborasi dengan sistem digitalisasi,” paparnya.
Usai launching Sensus Washliyin, tampak warga Washliyah antusias mengisi formulir. “Alhamdulillah, hari pertama setelah launcing sudah ada sekitar 2.000 formulir dibagi dan diisi oleh para Washliyin. Semoga ini menjadi langkah baik ke depannya,” harap Eko Marhaendy.(nul)