Ir H Soekirman (pakai topi berdiri depan, 5 dari kanan) saat dikukuhkan sebagai Ketua DPW KSBN Sumut.
Ir H Soekirman (pakai topi berdiri depan, 5 dari kanan) saat dikukuhkan sebagai Ketua DPW KSBN Sumut.

 

DELISERDANG, kaldera.id – Ir H Soekirman resmi dikukuhkan Ketua Umum DPP Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Mayjend TNI (Purn) Hendardji Soepandji sebagai Ketua DPW KSBN Sumut periode 2022-2027, di Pasar Kamu, Desa Denai Lama, Pantai Labu, Deliserdang, Sabtu (20/8/2022).

Pengurus DPW KSBN Sumut yang dilantik, Ketua Ir. H. Soekirman, Sekretaris Agus Marwan, dan Bendahara Martina Silaban. Kepengurusan ini dilengkapi dengan sejumlah bidang.

Sambutan Soekirman cukup menarik perhatian. Sebab ia menyinggung persoalan yang dihadapi seni budaya nusantara dengan cukup komprehensif. “Dewasa ini kita khawatir adanya budaya saling tidak percaya, saling curiga dan itu akan kontra produktif terhadap pembangunan bangsa,” kata Soekirman.

Budaya dan Kebudayaan tak banyak orang peduli dan serius memikirkan. Padahal, budaya adalah Bumi, Ibu Bumi tempat berpijak, tempat tumbuhnya segi kehidupan. “Bumi yang sehat, sama dengan Budaya yang sehat, yang akan menyuburkan ; Ekonomi, Sosial, Politik, Hukum, Keamanan, Keguyuban dan semua unsur sosiologis yang tumbuh diatasnya,” katanya.

Sambung Soekirman, budaya dan kebudayaan setiap tahun direstorasi. Pokok-pokok pemikiran budaya sejak tahun 2018 ditorehkan penggiat budaya, namun belum mengalami kemajuan yang signifikan. Sehingga dikhawatirkan menjadi tumpukan buku tiada bermakna seperti apa wujudnya budaya leluhur kita seperti gotong royong, sambatan, marsiadapari, goro-goro aron, mufakat, dimana perginya kearifan lokal itu.

“Kita miliki manuskrip yang berserak, olahraga tradisional yang semakin tergerus dengan dunia online, sehingga kita perlu melakukan kajian tersendiri,”pungkasnya

Begitupun dengan kesenian kita, sekarang para pelakunya jalan tersaruk-saruk, tertatih-tatih jalannya sendiri diantara tumpukan idealisme dengan kerisauan tentang masa depan kehidupannya.

“Hadirnya KSBN di sini, ada pemangku negeri, ada orang-orang setengah gila untuk membangunkan kesadaran orang lain sampai lupa pada diri sendiri,” Soekirman.

Melalui KSBN ini, Soekirman mengajak semua pihak bahu membahu mewujudkan cita-cita kongres kebudayaan makna dari lahirnya UU No 5/2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan.

“KSBN bukan gerakan gunting, yang berjalan lurus tapi memisahkan. Biarkanlah, KSBN bergerak berbelok, menusuk bak jarum yang menyakitkan, tapi mampu mempersatukan,” tegas Bupati Serdangbedagai 2013-2017 ini.(efri surbakti/red)