MEDAN, kaldera.id – Tim Kunjungan Kerja Reses (Kunres) Komisi XI DPR RI ke Provinsi Sumatera Utara yang dipimpin Anggota Komisi XI DPR RI Gus Irawan Pasaribu melakukan pertemuan dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Gus Irawan Pasaribu mengungkapkan bahwa Komisi XI DPR RI mendapatkan informasi terkini dari para mitra kerja, yang akan memperkuat langkah-langkah di sektor jasa keuangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara.
Peran Himbara
“Pada kesempatan hari ini, tim kunjungan kerja reses Komisi XI ingin mendengar upaya dan kebijakan serta langkah-langkah antisipatif dari OJK, BI serta peran Himbara untuk memperkuat sinergi dengan stakeholders. Dalam rangka memperkuat respon, tim implementasi industri jasa keuangan, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi di provinsi Sumatera Utara,” kata Gus Irawan saat membuka rapat Kunres Komisi XI di Medan, Sumatera Utara, Kamis (10/8/2023).
Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada triwulan pertama tahun 2023 tetap positif, mencapai 4,87 persen. Meski mengalami perlambatan dari angka 5,2 persen pada triwulan keempat tahun 2022, pencapaian tersebut tetap mengindikasikan pertumbuhan yang kuat.
Pada sisi lain, realisasi pendapatan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah(APBD) pada triwulan pertama 2023 mencapai 19,29 persen, naik dari 18,51 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini berasal dari pertumbuhan pendapatan asli daerah(PAD).
“Berdasarkan data BPS terakhir, tercatat pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada triwulan pertama 2023 relatif tumbuh tinggi sebesar 4,87 persen. Meskipun melambat dari triwulan keempat 2022 sebesar 5,2 persen.
Disisi lain, realisasi pendapatan APBD pada triwulan pertama 2023 sebesar 19,29 persen ini lebih tinggi dari realisasi triwulan pertama 2022 sebesar 18,51 persen yang berasal dari peningkatan realisasi PAD,” ungkap anggota Fraksi Partai Gerindra ini.
Inflasi di 5 kota Sumatera Utara, yaitu Sibolga, Siantar, Medan, Sidempuan, dan Sitoli, mencapai 2,55 persen pada Juni 2023. Berbagai komoditas seperti bensin, beras, rokok kretek filter, angkutan dalam kota, daging ayam ras, bawang putih, dan sewa rumah menjadi pemicu utama kenaikan inflasi.
Rendahnya minat masyarakat untuk mengajukan pinjaman dan kecenderungan perusahaan menggunakan dana internal untuk operasional menjadi penyebab utama penurunan ini.
“Hal ini disebabkan masih rendahnya minat masyarakat untuk mengajukan pinjaman serta masih ada kecenderungan di sektor korporasi yang menggunakan dana internal untuk kegiatan operasional,” tukas Legislator Dapil Sumatera Utara II.
Meskipun demikian, transaksi sistem pembayaran non tunai meningkat pada triwulan I 2023. Inovasi dalam digital banking telah membantu meningkatkan daya beli masyarakat di Sumatera Utara, walaupun penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) masih tergolong rendah.
“Dengan munculnya berbagai inovasi dan pengembang fitur dari perbankan pada digital banking sehingga mampu meningkatkan daya beli masyarakat di Sumatera Utara. Meskipun saya baru keliling-keliling bersama BI, penggunaan QRIS di Sumatera Utara dan beberapa daerah yang kami (Komisi XI) datangi meningkatnya tajam. Tapi sesungguhnya masih amat sangat kecil dari transaksi yang ada,” jawab Gus Irawan.