Ads

Kahiyang Ayu Terkesima Cara Pembuatan Ulos Hutaraja

redaksi
5 Mei 2025 12:06
Medan News 0 6
3 menit membaca

SAMOSIR, kaldera.id – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Sumatera Utara (Dekranasda Sumut ) Kahiyang Ayu mengunjungi Galery Ulos Hutaraja yang berada di kawasan Kampung Ulos Hutaraja, Dusun II, Desa Lumban Suhi-suhi Toruan, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Minggu (4/5/2025).

Kahiyang terkesima dengan para penenun yang sangat terampil dalam membuat ulos secara manual. Apalagi, mendengar penjelasan penenun tentang berbagai jenis ulos di Sumut.

Dalam kunjungan itu, Kahiyang melihat langsung penenun ulos dengan lihai memainkan dan memintal benang satu persatu, hingga menjadi kain ulos yang ikonik. Menurutnya, ulos adalah salah satu warisan budaya dari Sumut yang perlu dilestarikan. Melihat pembuatan ulos yang tidak mudah, maka perlu ditanamkan bagi generasi muda untuk mencintai warisan budaya ini.

“Ibu sudah berapa lama menenun ulos? Berapa lama ini jadi seperti kain ulosnya?” tanya Kahiyang.

Seorang penenun ulos Op Valen br Situmorang pun menjawab, bahwa ia sudah puluhan tahun menekuni kegiatan ini.

Ilmu menenun ulos diwariskan dari orangtuanya. Begitupun saat ini, ilmu itu ia wariskan kepada anak dan cucu.

Untuk proses pembuatan ulos, katanya, tergantung dari motif yang dipesan. Semakin banyak warna dan banyak motif maka membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Namun kalau hanya motif yang simple, ia bisa menyelesaikannya dalam waktu cepat.

Mendengar hal itu, Kahiyang melihat dengan teliti setiap desain dan warna yang dibuat sang penenun. Ia mengagumi betapa indahnya hasil karya kain khas suku Batak itu. Setiap motif, warna kain, mempunyai makna yang sangat berarti.

“Ini apa yang membedakan pakainya ya bu untuk setiap motif-motif di ulos?” tanya Kahiyang lagi, ingin tahu lebih.

Menanggapi pertanyaan Kahiyang Ayu, Ketua Galery Ulos Hutaraja Mariani br Simarmata menerangkan, sejumlah jenis ulos yang diproduksi para penenun Galeri Hutaraja. Seperti Ulos Bolean, ini masih merupakan ulos asal Batak Samosir.

Kemudian ada ulos Suri-suri Ganjang, Ulos Sibolang, dan ulos lainnya.
“Itu adalah jenis ulos motif dahulu kala. Saat ini penenun ulos di sini sudah mengkreasikan pola atau motif zaman dulu dengan warna, dengan dukit atau bunga yang berwarna-warni. Sehingga bisa dipakai bukan hanya untuk pesta tradisional tapi pesta biasa. Pewarnaan ulos juga saat ini ada yang sintetik dan alami,” terangnya.

Melihat kelihaian para penenun, Kahiyang juga mencoba menenun ulos dengan alat tradisional yang ada di sana. Kahiyang menggerakkan boban (sebutan suku Batak untuk alat tenun tradisional), menyatukan benang demi benang sesuai arahan penenun di sana.

Di galeri itu juga, Kahiyang pun memborong delapan kain dan selendang ulos. Di antaranya Ulos Bolean. Ulos Bolean ini merupakan ulos yang digunakan bagi laki-laki atau bapak-bapak. Pemakai kain ulos ini biasanya adalah mereka yang berasal dari ekonomi menengah ke atas. Ulos Bolean biasa dipakai pada saat acara pesta. (Reza)