MEDAN, kaldera.id- Seringkali begitu mendengar nama café atau bistro di bawah manajemen hotel, pikiran pengunjung adalah harga selangit. Apalagi jika punya konsep dan fasilitas lengkap.
Rooftop café misalnya. Atau café yang dibuat di atas ketinggian dimana-mana selalu dianggap satu tempat bernuansa mahal. Kesan itulah yang kemudian coba diubah oleh Harry Pandaga, general manager Hermes Hotel.
Kepada kaldera.id, Jumat (21/02/2020), dia mengatakan Garden Rooftop dan Sirocco Rooftop Bistro di Hermes Palace Hotel lantai 11 yang dikelolaannya menjadi pilihan tepat untuk semua kalangan sebagai tempat hangout.
Harry Pandaga baru ‘melahirkan kembali’ konsep bistro itu November 2019. Menurut lelaki berusia 55 tahun itu, Sirocco menjadi pilihan untuk nongkrong karena dibuat dengan konsep base on budget. “Tidak mahal, kemudian pengunjung juga bisa merasakan senja dan menikmati pemandangan Medan di kala malam dengan 360 derjat. Bahkan kita berharap tamu juga feel at home, seperti di rumah,” jelasnya.
Menurut Harry, Sirocco ini dikonsepnya sedemikian rupa untuk menampung tamu segala lapisan. “Minuman saja kita sediakan kok dari kopi, wedang jahe sampai Jack Daniels dan Soju,” jelasnya.
Pada prinsipnya bistro ini menerima siapa saja. Boleh couple (berdua dengan pasangan), grup, private party, atau juga keluarga. “Mau jadi tempat meeting atau pun nongkrong semua boleh mampir,” jelasnya.
Dia mengatakan Sirocco ini selalu buka 24 jam. Di pagi hari, para tamu hotel bisa breakfast di Sirocco. Namun sore sampai malam akan banyak diisi tamu dari berbagai kalangan. “Saya merasa sukses ketika misalnya malam tahun baru, Imlek dan Valentine lalu, Sirocco ini full booking,” jelasnya.
Apalagi itu ditambah dengan tingkat hunian di Hermes masih terisi hingga 80 persen lebih setiap harinya. “Jadi Sirocco ini komplit. Mau ngebir, duduk-duduk sambil nyanyi atau menyantap masakan khas Meksiko dengan harga terjangkau bisa,” jelasnya.
Dia memamerkan masakan khas Meksiko yang tidak ada di tempat lain seperti Tacos, Buritto dan Chicken Vagitas. “Makanan itu bentuknya semi snack, bukan juga yang terlalu berat. Silakan dinikmati. Apalagi kalau malam minggu kita siapkan live music. Hari-hari biasa pun bisa kita siapkan musik sesuai request,” jelasnya.
Sirocco Rooftop Bistro tak Remang-remang
Harry Pandaga yang sudah 35 tahun berkarir di hotel itu, mengatakan konsep Sirocco sebenarnya ingin menawarkan alternatif hang out di Medan dengan suasana natural dan udara segar (fresh air) sambil melihat pemadangan kota Medan. Di ketinggian tersebut, tiupan angina memang terasa sepoi-sepoi yang semilir melintas dari jendela kaca yang bisa dibuka tutup.
“Bistro kita tidak remang-remang. Juga tidak terlalu terang. Jadi semua kelompok umur bisa singgah di sini. Apalagi pas ada pesta ulang tahun yang ke-17 dari beberapa tamu biasanya akan dibooking full,” tuturnya.
Dia mengaku ingin menepis anggapan awam bahwa café atau bistro di hotel selalu mahal. “Saya mau buktikan tidak benar selalu begitu. Istilahnya dengan café premium, tapi kami sajikan dengan harga sangat terjangkau. Apalagi kan sekarang nongkrong di café sudah menjadi lifestyle. Bawa duit Rp100 ribu saja sudah cukup untuk minum berdua di Sirocco,” tambah Harry Pandaga.
Apalagi sekarang sudah ada komunitas tetap yang selalu ‘mangkal’ di tempatnya setiap Rabu. Yaitu jadi homebase nya billionaire mindset atau kumpulan orang-orang berfikiran maju dari lintas agama, lintas pendidikan, lintas profesi dan lintas usia. “Silakan saja singgah kalau mau nongkrong,” kata Harry Pandaga.
Mungkin yang sering jadi kendala saat akan ke Sirocco adalah tempat parkir. Harry Pandaga menyiasatinya agar tamu yang datang dengan kendaraan dan ingin parkir nyaman cukup masuk ke area drop off karena akan ada petugas yang free of charge memberikan layanan valet parking. (armin nasution)