MEDAN, kaldera.id – Pelestarian permainan tradisional merupakan tanggungjawab bersama. Apalagi menggalakkan warisan Nusantara merupakan salahsatu upaya membentuk kembali karakter bangsa.
Demikian disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sumut Prof Dr H Abdullah Syah MA saat menerima kunjungan pengurus Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) Sumut, Rabu (14/10/2020) di Kantor MUI Sumut.
Menurut Prof Abdullah Syah, permainan rakyat seperti egrang dan terompah sangat penting hadir kembali di lingkup masyarakat. Bukan hanya sebagai penghempang pengaruh negatif dari gadget dan teknologi, tetapi juga menghambat paham radikalisme masuk di lingkup masyarakat terkhusus Sumatera Utara.
“Terimakasih kepada KPOTI yang sudah menjalin silaturahmi ke sini dan menggalakkan pelestarian permainan rakyat. Ini merupakan kebanggan bagi Sumatera Utara karena anak-anak muda peduli dengan karakter bangsa,” ungkap Prof Abdullah Syah didampingi Ketua Komisi Pemuda dan Budaya, Prof Dr Asmuni.
Prof Abdullah Syah juga setuju dengan usulan KPOTI Sumut agar permainan rakyat juga digalakkan di ruang lingkup rumah ibadah khususnya halaman masjid.
“Sewaktu masih bugar dulu saya sendiri usai Shalat Subuh selalu lari-lari kecil untuk menjaga stamina tubuh,” tambah Prof Abdullah.
Manfaatkan Kawasan Masjid
Pengurus MUI Sumut juga menegaskan dukung penuh program-program KPOTI Sumut dalam upaya membentuk karakter bangsa melalui pelestarian permainan rakyat dan olahraga tradisional. “Supaya segera direalisasikan,” tukas Prof Abdullahsyah.
Hadir dalam kunjungan itu pengurus KPOTI Sumut di antaranya Ketua Agustin Sastrawan Harahap, Wakil Sekretaris Fahri dan sejumlah pengurus lainnya.
Agustin Sastrawan mengungkapkan, silaturahmi ini sekaligus ingin membangun sinergi dan berbagi pandangan mengenai implementasi fasilitas permainan tradisional di halaman masjid/ musholla/madrasah.
“Oleh dasar ini KPOTI Sumatera Utara bersama MUI, Tokoh agama, Ketua BKM ingin menghempaskan pengaruh gadget dengan asupan spiritual seperti pemahaman agama di masjid, atau madrasah dan memberikan hak bermain kepada anak dengan permainan tradisional,” kata Agustin.
Dengan implementasi itu, sambung Dosen Unimed tersebut, hak anak untuk bermain dapat diberikan kemudian dekat dengan masjid sebagai pusat peradaban Islam.
“Kami juga mengapresiasi MUI Sumut yang menyambut kami dengan hangat dan penuh pesan moral yang sangat berguna bagi generasi bangsa,” tukas Agustin.(rel/rani hujaipah)