MEDAN, kaldera.id- Andre Jeffri Irianta Sebayang patut berbangga dengan kelulusannya dari Program Studi (Prodi) Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni Universitas Sumatera Utara (USU) usai menggelar pertunjukan di Gereja Bethel Indonesia (GBI) Rumah Persembahan Jalan Jamin Ginting, Medan, Selasa (28/7/2021).
Pertunjukan ini merupakan, sidang akhir sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Prodi Magister. Turut hadir dalam acara itu, penguji, pembimbing, Ketua Prodi serta dosen dari Sekolah Tinggi Theologia Pelita Kebenaran dan kepala sekolah dari lembaga musik.
Namun, mereka yang hadir tetap dibatasi untuk tetap menerapkan protokol kesehatan. Bahkan, sebelum pertunjukan dimulai, mereka terlebih dahulu dilakukan swab.
Ketekunan yang dilakukan Andre dalam menempuh pendidikan selama 2 tahun dengan konsentrasi Penciptaan/Komposisi dalam Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian ini bisa diacungi jempol. Ia lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) membanggakan yaitu 3,78.
Dalam pertunjukannya, Andre mengangkat tema “Recital Perjanjian Sina”. Hal ini, sebutnya diangkat dari salah satu kisah di Alkitab saat nabi Musa menaiki Gunung Sinai untuk menerima perintah dari Allah.
“Jadi latar literasinya itu saya kutip dari Al kitab itu sendiri,” sebut Andre.
Namun yang luar biasanya, dalam pertunjukannya Andre mempersembahkan 6 karya yang diadopsi dari 3 budaya sekaligus, yaitu Yahudi, Eropa, dan Karo yang merupakan tanah kelahirannya itu.
Pengangkatan karya dari Alkitab ini merupakan pertama kalinya dalam sejarah Prodi Magister Seni USU.
“Jadi ini bisa dibilang stylenya itu kontemporer, melibatkan multibudaya dalam satu komposisi musik. Dan ini juga sebenarnya kali pertama dalam sepanjang sejarah penciptaan di USU, kita mengangkat karya dari Al kitab,” jelasnya.
Dan yang tidak kalah menariknya, dalam pertunjukan ini Andre juga menampilkan pertunjukan alat musik Shofar yang merupakan alat musik khusus yang dipakai oleh bangsa Yahudi untuk ritual keagamaan. Shofar ini merupakan alat musik tiup terbuat dari tanduk binatang domba jantan.
Di Medan sendiri alat ini hanya bisa ditemui di GBI Rumah Persembahan.
“Adapun tujuannya untuk memperkenalkan budaya dari timur tengah, dan sekaligus untuk saling mempererat antar umat beragama supaya tidak saling menggangu. Jadi ini mempersatukan antar umat beragama,” kata Andre.
Usai dinyatakan lulus dengan predikat Sangat Memuaskan, Andre Sebayang mengaku sangat senang. Perjuangan yang dilakukannya selama ini akhirnya membuahkan hasil.
“Puji Tuhan sangat senang campur haru, karen memang persiapan untuk sidang itu luar biasa, dari mulai sempro, seminar hasil sampe sidang. Cukup panjang,” ucapnya haru. (finta rahyuni)