MEDAN, kaldera.id – Langkah Pemerintah Republik Indonesia mengarantina WNI dari China di Pulau Natuna, juga diikuti Pemerintah Australia yang mengarantina warganya di Pulau Christmas. Sementara pemerintah Jepang, memilih kapal pesiar sebagai lokasi isolasi warganya.
Pemerintah Jepang mengisolasi 3.700 orang di sebuah kapal pesiar pada Selasa (4/2/2020). Tindakan itu dilakukan setelah salah satu penumpang kapal pesiar Diamond Princess tersebut positif terjangkit virus corona. Mereka terus dilakukan tes dan observasi atas kemungkinan terjangkit virus corona.
Seperti diberitakan Reuters, penumpang yang dinyatakan terjangkit corona virus itu berusia 80 tahun. Ia dikonfirmasi terjangkit setelah melakukan pemeriksaan ketika turun dari kapal pada 25 Januari di Hong Kong. Akibatnya, saat kapal berlabuh di pelabuhan Yokohama pada Senin malam, semua penumpang yang tersisa sekitar 2.700 penumpang dan 1.000 awak kapal, tidak diizinkan untuk turun.
“Sebagai gantinya, para petugas medis naik ke kapal dan langsung melakukan pemeriksaan di kapal,” dilansir AFP.
Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga telah mengumumkan rencana karantina itu pada Senin. Suga juga menjelaskan bahwa Jepang telah melarang warga negara asing yang baru mengunjungi Hubei dalam beberapa minggu terakhir untuk masuk ke Jepang. Pemerintah juga memberlakukan larangan serupa pada warga China yang memiliki paspor yang dikeluarkan di Hubei.
Australia di Pulau Christmas
Sejauh ini, Jepang telah mengangkut lebih dari 500 warganya keluar dari Wuhan, pusat dari corona virus. Kementerian kesehatan negeri sakura mengatakan, Senin, bahwa 20 orang di Jepang telah dikonfirmasi positif terjangkit virus corona. “Empat korban di antaranya tidak menunjukkan gejala.” kata kementerian.
Bukan hanya RI yang karantina warga negaranya yang baru saja kembali dari China karena mewabahnya corona. Ini juga dilakukan oleh Australia. Sebanyak 243 warga Australia, termasuk 89 anak-anak akan melakukan perjalanan ke Christmas Island, Australia dimana mereka akan dikarantina selama dua minggu.
Menurut Menteri Luar Negeri Marise Payne, seperti dilansir dari BBC, Selasa (4/2/2020). Semua yang melakukan perjalanan dilengkapi dengan masker dan pakaian pelindung. Interaksi antara staf juga penumpang akan seminimal mungkin. Christmas Island merupakan wilayah eksternal, 2.700 km (1.680 mil) dari daratan, terkenal karena di lokasi itu adalah pusat penahanan imigrasi.(rtr/cnbc/f rozi)