Dampak Corona: Pernikahan di Medan banyak Ditunda, Ortu Calon Pengantin Kena Imbasnya

    Dampak Corona: Pernikahan di Medan banyak Ditunda, Ortu Calon Pengantin Kena Imbasnya
    Dampak Corona: Pernikahan di Medan banyak Ditunda, Ortu Calon Pengantin Kena Imbasnya

    MEDAN, kaldera.id – Pandemi corona yang sudah masuk ke wilayah Sumatera Utara berdampak juga pada pesta pernikahan yang terjadwal akhirnya ditunda. Orang tua (ortu) calon pengantin, sedikit banyak, ya kena imbasnya.

    Salah satu pembaca kaldera.id mengunggah capture berita di Instagram nya sambil mengucapkan permohonan maaf atas semua penundaan acara pernikahan yang harusnya dijalankan bulan ini.

    Postingan itu ditangkap tim redaksi, Minggu (22/3/2020), dengan melihat detil permohonan maafnya. Dia menjelaskan dengan semakin banyaknya penyebaran virus corona membuatnya takut menggelar keramaian.

    Apalagi virus itu sendiri tak terdeteksi secara detil diantara keramaian. Walau ditunda, namun dia belum bisa memastikan lagi kapan akan dilangsungkan.

    Hal senada juga disampaikan Ilham yang menggelar pesta pernikahannya Sabtu (21/3/2020) di Langkat. Warga Medan yang mempersunting gadis Langkat itu mengatakan akhirnya pernikahan berjalan juga walaupun tak dihadiri undangan seperti yang diharapkan.

    Apalagi sebelumnya dia membaca berita bahwa ada kewajiban pengantin dan tuan kadi menggunakan masker dan sarung tangan. “Alhamdulillah kemarin semua berjalan lancar. Walaupun ketar-ketir sedikit ,” katanya.

    Dia mengatakan tak berani menunda pesta pernikahan tersebut karena acaranya juga dibuat sederhana. “Banyak keluarga yang tak mau datang karena kuatir virus corona,” ujarnya.

    Salah satu orang tua pengantin M. Anas yang dihubungi kaldera.id juga menyatakan membatalkan acara pesta nikah anaknya. “Sebenarnya di kami bukan pesta nikah karena di pihak laki-laki. Tapi mangundo. Sudah banyak kita sebar undangan. akhirnya kita batalkan saja. keluarga juga banyak yang tak mau datang,” jelasnya.

    Padahal, menurut dia, persiapan sudah rampung 100 persen. Harusnya acara digelar pekan depan. Tapi semua dibatalkan tanpa batas waktu yang bisa ditentukan.

    Ortu Calon Pengantin Ikutan Sakit

    Salah satu ibu dari calon pengantin yang dihubungi kaldera.id dan tak ingin disebutkan identitasnya malah mengaku stres dan sakit. Pesta nikah anak perempuannya akan dilangsungkan pekan depan. “Sementara dari pemerintahan desa meminta acara jangan dijalankan,” jelasnya.

    Sedangkan undangan sudah tersebar luas sehingga dia merasa harus menanggung malu atas pembatalan itu. “Banyak keluarga yang usul cukup nikah saja. Kemudian nanti undangan tinggal ditempel ulang untuk penjadwalan resepsi. Kalau kondisinya begini saya terima. Tapi sudah tiga hari ini saya sakit dan tak bisa tidur memikirkannya,” kata dia.

    Bukan hanya pembatalan pesta pernikahan dan ketar-ketirnya calon pengantin, wabah corona ini juga mengimbas wedding organizer. Pengusaha Wedding Organizer (WO) harus menunda berbagai acaranya. Semua pernikahan yang dijadwalkan akan berlangsung dalam 60 hari ke depan ditunda. Hal itu disampaikan oleh Vice President Wedding International Professionals Association, Meghan Ely.

    Seperti dilansir dari CNN di Jakarta, Kamis (19/3/2020) timeline mereka harus berubah dan bergantung pada berapa lama social distancing diberlakukan untuk menekan penyebaran virus corona. Kini, manajemen mencoba menjadwal ulang pernikahan klien mereka untuk musim gugur. Vendor pun telah membayar deposit mereka yang tidak dapat dikembalikan, tetapi pendapatan dari pembayaran selanjutnya akan ditunda hingga mendekati pernikahan yang entah kapan dijadwalkan.

    Selain itu, Carla Ruben yang menjalankan perusahaan katering Creative Edge Parties di New York City dan Miami mengatakan 70% dari pendapatannya berasal dari perusahaan. Dan dia memperkirakan bahwa dalam lima hari kerja dia telah kehilangan USD 2,5 juta (Rp40,17 miliar) sebagai akibat dari pembatalan pada bulan Maret dan April. Klien juga membatalkan acara Mei.

    Ruben biasanya mempekerjakan 85 staf penuh waktu, tetapi harus melakukan PHK pada 55 karyawan dari mereka. Ruben berkata, “Kami bukan hotel, restoran, atau kapal pesiar. Kami industri senilai USD 14 miliar yang sebagian besar terdiri dari usaha kecil.” Ruben belum bisa mengatakan berapa lama dia bisa mempertahankan kerugian pendapatan yang besar.(tim kaldera/cnn)