PPDB 2022: SMA Favorit itu Ada Dalam Diri Calon Siswa

Ketua Umum Keluarga Besar Ikatan Alumni SMAN 11 eks 10 Medan, Dr. dr Johny Marpaung, M.Ked (OG), SpOG (K),
Ketua Umum Keluarga Besar Ikatan Alumni SMAN 11 eks 10 Medan, Dr. dr Johny Marpaung, M.Ked (OG), SpOG (K),

 

MEDAN, kaldera.id – Saat ini calon siswa SMA di Sumatera Utara tengah menunggu hasil seleksi penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2022. Sesuai jadwal yang ada, direncanakan PPDB SMA 2022 se Sumut akan diumumkan akhir Juni 2022. Tak dipungkiri, semua berlomba untuk masuk ke SMA favorit.

“Itu fenomena yang lazim kita dengar dalam setiap PPDB. Bahwa SMA-SMA favorit, menjadi tujuan utama calon siswa. Padahal, SMA favorit itu sebenarnya ada dalam diri calon siswa itu sendiri,” kata Ketua Umum Keluarga Besar Ikatan Alumni SMAN 11 eks 10 Medan Dr. dr Johny Marpaung, M.Ked (OG), SpOG (K), kemarin.

Di Sumatera Utara pada umumnya, ada stigma SMA negeri favorit ditandai dengan nama sekolah tersebut. Seperti SMA Negeri 1 Medan, SMA Negeri 2 Medan dan SMA dengan satu digit lainnya. Sementara SMA negeri bernomor dua digit, dianggap sebelah mata atau bukan pilihan.

Johny memberikan pandangannya, saat ditanya perihal PPDB Tingkat SMA 2022. Dia tak menampik stigma soal sekolah favorit itu. “Memang kenyataannya demikian. SMA Favorit ya yang Anda sebutkan itu. Meskin mungkin sekarang kadarnya berbeda, tapi tetap saja SMA negeri dengan satu digit itu favorit,” kata Johny.

Johny pun mengaku pernah mendaftarkan anak perempuannya ke SMA negeri favorit itu. Sekolah tersebut merupakan sasaran utama banyak orang tua di Kota Medan.

“Di saat terakhir saya tarik berkas anak saya. Dan saya pindahkan ke SMA Negeri 11 Medan. Sekolah ayahnya. Kejadiannya di PPDB 2020,” ujar pria yang saat ini menjabat Ketua Departemen Obstetri Ginekologi FK USU ini.

Johny mengetahui anaknya lulus di SMA negeri favorit itu, saat akan menarik berkas pendaftaran dari pihak sekolah. “Mereka heran saja, kenapa dicabut. Karena anak saya lulus. Nilainya 20 besar saat pendaftaran sudah ditutup. Waktu itu PPDB jalur prestasi,” tukasnya.

Johny mengaku harus menghadapi anaknya yang merajuk setelah tahu dia dipindahkan ke SMA Negeri 11 Medan (dulu SMAN 10 Medan) di Jalan Pertiwi, Medan Tembung. yang notabene almamater ayahnya sekaligus dekat dengan rumahnya.

“Saya bilang ke anak saya, sekolah favorit itu ada dalam diri kita. Kalau baik, ya hasilnya Insyaallah baik. Setelah dijelaskan dan dibujuk, akhirnya anak saya bisa paham,” ungkapnya.

Saat pengumuman kelulusan, anaknya yang alumni MTs Negeri 2 Medan, nilai anaknya berada di peringkat 2 dari ratusan siswa yang dinyatakan lulus tahun itu. “Alhamdulillah, sekarang sudah mau kelas 3 (XII),” terangnya.

Karena itu, melihat animo masyarakat pada PPDB 2022 Johny pun menyampaikan masuk ke sekolah negeri favorit adalah impian banyak orang tua dan calon siswa. Tapi bukan berarti, tidak bersekolah di sana dunia serasa berakhir. Apalagi sekarang fasilitas SMA negeri di Kota Medan khususnya, sudah relatif hampir merata. Begitu juga sekolah swasta.

“Anak-anak kita harus diberikan motivasi, di mana pun ia bersekolah tetap punya peluang yang sama untuk menata masa depannya. Syaratnya tentu harus belajar dengan benar dan patuh pada orang tua dan guru serta taat beribadah. Kemudian menjaga pergaulan dalam koridor yang positif,” pungkasnya.(efri surbakti/red)