Guru Besar UINSU Prof Dr Muzakkir memimpin Salat Ghaib untuk korban tragedi sepakbola di Stadion Kanjuruhan, Malang, bersama Gubsu, Forkopimda dan suporter sepakbola di Sumut.
Guru Besar UINSU Prof Dr Muzakkir memimpin Salat Ghaib untuk korban tragedi sepakbola di Stadion Kanjuruhan, Malang, bersama Gubsu, Forkopimda dan suporter sepakbola di Sumut.

 

DELISERDANG, kaldera.id – Forkopimda Sumatera Utara menggelar salat gaib dan doa bersama untuk para korban tragedi Stadion Kanjuruhan Malang di GOR Mini Jalan Willem Iskandar, Deliserdang, Selasa (4/10) sore. Kegiatan yang diinisiasi Gubsu ini mengharu biru diiringi harapan sepakbola Indonesia semakin baik.

Acara yang dihadiri seribuan orang itu diawali Salat Ashar berjemaah, dilanjutkan dengan Salat Gaib, disusul doa bersama sebagai ungkapan duka cita atas peristiwa kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, yang mengakibatkan 125 orang penonton pertandingan sepakbola Arema FC vs Persebaya, meninggal dunia.

Hadir seluruh unsur Forkopimda Sumut di antaranya Pangdam I/BB Mayjen TNI Achmad Daniel Chardin, Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, Ketua MUI Sumut Maratua Simanjuntak, Kajati Sumut Idianto, Wakapolda Brigjen Pol Dadang Hartanto, serta seribuan suporter sepakbola dari PSMS, PSDS, Karo United hingga Aremania (suporter Arema FC) di Medan, dan aparat TNI/Polri.

Gubernur turut bersama memanjatkan doa

Dalam kesempatan itu, Gubernur pun turut bersama memanjatkan doa sekaligus ucapan duka atas peristiwa di Stadion Kanjuruhan Malang, markas Arema FC pada pertandingan Liga I Indonesia. Termasuk membacakan Surah Fatiha bagi para korban yang meninggal dunia pada tragedi 1 Oktober 2022 malam.

“Kita sudah mendoakan tadi dari mulai Salat Gaib. Seluruh rakyat di Sumut tentu prihatin dengan kejadian ini. Dan kita mengucapkan belasungkawa kepada saudara-saudara kita yang saat ini mengalami musbah. Semoga Tuhan mengampuni dosa-dosa semua yang saat ini menjadi korban,” ujar Gubernur.

Menurutnya persitiwa tersebut menjadi bahan evaluasi yang dapat memperbaiki dunia pesepakbolaan Indonesia. Sebab bagaimanapun, seluruh elemen harus mengerti bagaimana pentingnya menjaga tiga poin utama dalam sepakbola, yakni lapangan (stadion), para pemain (klub), dan para suporter (pendukung).

“Jika satu saja tidak ada, berarti tak sempurna itu main sepakbola. Maka kalau ketiganya berada pada posisinya, saya yakin sepakbola ini akan menjadi hiburan rakyat. Tak mungkin juga ini ditiadakan, tetapi harus berkembang, teratur dan profesional. Sehingga enak ditonton,” sebut Edy.

Sebagai mantan Ketua PSSI, Ia pun berpesan kepada pengurus federasi sepakbola Indonesia itu agar bisa menegakkan statuta organisasi dan aturan FIFA. Sebab hal itu merupakan petunjuk dan arahan untuk pelaksanaan Liga Indonesia.

Usai gelaran doa bersama dan salat gaib, Ketua Aremania Kota Medan Ahmad Romika mengapresiasi perhatian Gubernur Edy Rahmayadi terhadap dunia sepakbola. Termasuk menggelar acara bersama para suporter sepakbola sebagai ucapan duka kepada korban tragedi Kanjuruhan Malang.

“Saya pribadi tentu ini atensi yang baik dari Gubernur. Kami ucapkan terima kasih kepada Pak Gubernur yang telah mengadakan salat gaib ini,” sebut Romika.

Romika pun menceritakan singkat bagaimana mereka menerima berbagai informasi dan rekaman saat kejadian di Stadion Kanjuruhan Malang akhir pekan lalu. Menurutnya tuntutan mengusut tuntas peristiwa tersebut bukan untuk mencari siapa yang salah atau dipersalahkan. Melainkan untuk memberikan rasa adil, bahwa yang bersalah harus dihukum.(reza/red)