Dunia keuangan Indonesia seolah sedang dihantui oleh merosotnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS).
Dunia keuangan Indonesia seolah sedang dihantui oleh merosotnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS).

MEDAN, kaldera.id – Rupiah terdepresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca kejutan Bank Indonesia (BI) disampaikan perihal suku bunga yang di luar ekspektasi pasar.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,22% di angka Rp16.185/US$ pada hari ini (25/4/2024). Posisi ini berbanding terbalik dengan pelemahan yang terjadi kemarin (24/4/2024) sebesar 0,4%.

Sementara DXY pada pukul 15:01 WIB turun ke angka 105,67 atau turun 0,18%. Angka ini lebih rendah dibandingkan penutupan kemarin yang berada di angka 105,85.

Hari ini BI merilis data uang beredar dalam arti luas (M2) yang menunjukkan kenaikan lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.

M2 pada Maret 2024 tumbuh sebesar 7,2% year on year/yoy mencapai Rp8.888,4 triliun. Hal ini terjadi seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat saat Ramadan dan jelang Idul Fitri.

BI menjelaskan perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,9% (yoy) dan uang kuasi sebesar 6,2% (yoy).

Perkembangan M2 pada Maret 2024 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat.

Hal ini berpotensi menaikkan angka inflasi Indonesia yang sebelumnya tumbuh sebesar 3,05% yoy pada Maret 2024.

Lebih lanjut, pelemahan rupiah ini juga tidak cukup mengejutkan karena secara historis, setelah BI menaikkan suku bunga pada Rabu kemarin, rupiah cenderung mengalami pelemahan.

Sepanjang Agustus 2022 hingga April 2024, BI sudah mengerek suku bunga sebanyak delapan kali. Dalam delapan kali kenaikan tersebut, rupiah hanya naik sekali sehari setelahnya. Sebaliknya, rupiah cenderung melemah sehari setelah BI rate naik dalam tujuh kali kenaikan lainnya.

Untuk diketahui, BI rate saat ini telah dinaikkan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25% dari yang sebelumnya 6%. (cnbc)