Ads

UNESCO Tinjau Kesiapan Geopark Kaldera Toba Jelang Revalidasi Internasional

redaksi
14 Jul 2025 00:01
Medan News 0 2
2 menit membaca

 

SAMOSIR, kaldera.id — Asesor UNESCO, Soo Jae Lee, melakukan kunjungan intensif ke sejumlah lokasi geosite di kawasan Danau Toba dalam rangka pra-revalidasi Geopark Kaldera Toba. Kunjungan ini merupakan langkah awal sebelum proses revalidasi resmi yang dijadwalkan berlangsung pada 21–25 Juli 2025 mendatang.

Peninjauan dimulai pada Jumat (11/7/2025), di mana Lee bersama rombongan menyambangi Geosite Sipinsur dan Huta Ginjang. Keesokan harinya, Sabtu (12/7/2025), kunjungan dilanjutkan ke beberapa titik lainnya seperti Geosite Sibaganding, Taman Eden 100, dan kawasan Siallagan.

Hari berikutnya, Minggu (13/7/2025), Lee turut meninjau SMK Negeri 1 Simanindo, Kampung Ulos Huta Raja, Pusat Informasi Geopark di Sigulatti, hingga Air Terjun Sipiso-Piso.

Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk mengevaluasi kesiapan Danau Toba dalam mempertahankan statusnya sebagai bagian dari UNESCO Global Geoparks.

Selain aspek fisik geosite, Lee juga memantau keterlibatan masyarakat lokal, penguatan pendidikan geopark, serta kontribusi sektor UMKM dalam mendukung keberlanjutan kawasan.

Sejumlah instansi yang menjadi titik kunjungan menunjukkan berbagai persiapan konkret. Kepala SMK Negeri 1 Simanindo, Perri Sagala, mengatakan pihaknya telah mempersiapkan berbagai hal terkait edukasi geopark di lingkungan sekolah.

“Kami terus mendorong siswa dan guru untuk memahami konsep geopark secara teori dan praktik. Kami juga mengajarkan bagaimana budaya dan kearifan lokal bisa diolah menjadi nilai edukatif, bahkan sampai menciptakan menu baru yang menggali warisan kuliner leluhur,” ujar Perri.

Di sisi lain, pengelola Geosite Taman Eden, Made Sirait, menyampaikan pentingnya status geopark dari UNESCO sebagai pengakuan internasional terhadap upaya pelestarian lingkungan yang dilakukan.

“Status Geosite ini penting. Dengan masuknya kita sebagai bagian dari geopark, inilah senjata pamungkas kita untuk terus menjaga lingkungan. Jadi ada legalitas lebih, ada perlakuan khusus dari negara karena ini geopark,” ungkap Made di Taman Eden, Sabtu (12/7/2025).

Ia juga menegaskan bahwa geopark bukan hanya soal pelestarian, tetapi juga menyentuh aspek ekonomi dan pemberdayaan masyarakat. Tujuan besarnya adalah menciptakan ekosistem berkelanjutan, baik dari sisi ekologi maupun sosial.

Soo Jae Lee sendiri tampak aktif melakukan dialog dengan para pelajar, guru, dan pengelola geosite.

Ia tidak hanya mengamati kondisi fisik lokasi, tetapi juga memastikan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya geopark.
Kesiapan seluruh pihak ini menjadi sinyal kuat bahwa Sumatera Utara bertekad mempertahankan status Geopark Kaldera Toba, sebagai bentuk komitmen terhadap pelestarian alam, budaya, dan pengembangan masyarakat secara berkelanjutan. (Reza)