Ads

Datuk Iskandar Desak DLH Medan Berinovasi Maksimalkan Retribusi Sampah

redaksi
15 Jul 2025 12:49
Medan News 0 5
2 menit membaca

 

MEDAN, kaldera.id – Anggota Komisi 4 DPRD Kota Medan, Datuk Iskandar Muda, menilai potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor retribusi sampah masih belum tergarap secara maksimal. Ia meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Medan untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menggali potensi tersebut.

Pernyataan itu disampaikan Datuk Iskandar saat menghadiri rapat bersama jajaran DLH dan perwakilan kecamatan selaku pelaksana pungutan retribusi sampah di kantor DLH Kota Medan, Jalan Pinang Baris, Senin (14/7/2025).

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menyoroti rendahnya nominal retribusi yang selama ini ditetapkan. Berdasarkan temuannya di lapangan, warga umumnya membayar iuran kebersihan antara Rp20 ribu hingga Rp25 ribu per bulan, namun setoran yang masuk ke PAD jauh dari angka yang seharusnya.

“Penetapan retribusi terlalu kecil, padahal di lapangan masyarakat rutin membayar. Ini menunjukkan ada potensi besar yang belum tergarap dengan optimal,” ujar Datuk.

Ia juga mengungkapkan masih banyak warga yang belum masuk dalam sistem Wajib Retribusi Sampah (WRS), padahal mereka tetap dikenai pungutan. “Kita dorong agar semua masyarakat terdaftar dalam WRS. Dengan demikian, sistem bisa lebih tertata dan pelayanan kebersihan pun akan meningkat,” tegasnya.

Datuk menambahkan, minimnya PAD dari sektor kebersihan membuat Pemko Medan harus menutup biaya operasional pengelolaan sampah dari anggaran yang besar. Padahal, jika dikelola dengan lebih profesional, sektor ini justru bisa menjadi sumber pendapatan yang signifikan.

“Jika sistem pengelolaan sampah diperbaiki, dikelola secara modern dan profesional, itu bisa menghasilkan pemasukan besar. Sayangnya sekarang masih jauh dari ideal,” ujarnya.

Ia menilai salah satu penyebab masih tingginya permasalahan sampah di Kota Medan adalah buruknya layanan kebersihan serta kurangnya fasilitas penunjang. “Minimnya sarana dan prasarana membuat masyarakat akhirnya membuang sampah sembarangan. Ini tidak bisa dibiarkan terus menerus,” pungkasnya. (Reza)