SERDANGBEDAGAI, kaldera.id — Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Bobby Nasution, menegaskan pentingnya sinergi seluruh pihak untuk mempercepat pembangunan Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) guna mendukung program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Hingga akhir 2025, Pemprov Sumut menargetkan berdirinya 200 dapur MBG dari total rencana 1.700 dapur di seluruh wilayah provinsi.
Hal itu disampaikannya saat meninjau operasional dapur SPPG di Desa Cempedak Lobang, Kecamatan Seirampah, Kabupaten Serdangbedagai, Rabu (30/7/2025). Bobby mengungkapkan bahwa progres pembangunan dapur MBG di Sumut berjalan cukup baik. Namun, menurutnya, keberlanjutan dan percepatan program ini tidak bisa tercapai tanpa kerja sama lintas sektor.
“Ini semua butuh kolaborasi seluruh pemangku kepentingan. Termasuk Forkopimda. Kolaborasi ini sangat krusial,” ujar Bobby.
Program MBG tak hanya menyasar peningkatan gizi anak-anak, tetapi juga berdampak signifikan terhadap perekonomian daerah. Bobby menyebut banyak ibu rumah tangga yang kini turut bekerja di dapur-dapur SPPG.
“Ini bukan hanya soal makan bergizi untuk anak-anak, tetapi juga membuka lapangan kerja. Tadi saya lihat banyak ibu-ibu yang terlibat langsung di dapur, mereka bisa ikut bekerja,” jelasnya.
Lebih lanjut, Bobby menekankan bahwa program MBG adalah investasi jangka panjang demi menyongsong Indonesia Emas 2045. Ia menilai penguatan sumber daya manusia tidak bisa ditunda.
“Persiapan harus dimulai sekarang, bukan 2044 atau 2040. Tahun 2045 kita ingin punya generasi unggul, dan itu harus disiapkan dari hari ini,” katanya.
Dukungan terhadap program MBG juga datang dari Kantor Staf Presiden. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menyatakan bahwa MBG bukan gagasan spontan Presiden Prabowo Subianto, melainkan program yang telah memiliki dasar akademik sejak belasan tahun lalu.
“Program ini bukan ilham tiba-tiba Presiden. Sudah ada naskah akademiknya sejak lama, dan saat ini telah diterapkan di lebih dari 100 negara. Kita sebenarnya terlambat 120 tahun dari Inggris. Bahkan India yang pendapatan per kapitanya separuh kita, sudah menjalankan program serupa sejak tiga dekade lalu,” ungkap Hasan.
Di Sumut sendiri, jika seluruh dapur SPPG telah beroperasi, perputaran ekonomi diperkirakan mencapai Rp17 triliun. Setiap dapur ditargetkan melayani 3.000 anak dengan kebutuhan anggaran sekitar Rp10 miliar per unit.
“Dampak ekonominya luar biasa. Anak-anak makan, ibu-ibu bekerja, lapangan kerja tercipta. Inilah kekuatan MBG,” tambah Deputi Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional, Tigor Pangaribuan.
Dalam kunjungannya ke Sergai, Bobby juga meninjau langsung pembagian makanan bergizi di SMA Negeri 1 Seirampah. Para siswa mengaku senang dan merasa terbantu dengan adanya program tersebut, yang telah berlangsung selama dua pekan terakhir.
“Senang sekali, menunya enak. Ada ayam, ikan, daging. Orang tua saya juga merasa terbantu karena tidak perlu lagi memberi uang makan,” ujar Sabda Ananta Sinulingga, salah satu siswa.
Siswa lain, Louis Manurung, juga menyampaikan antusiasmenya. Ia mengaku menikmati semua menu yang disediakan dan berharap program ini terus berlanjut.
“Selama dua minggu ini menunya selalu layak dan enak. Kami merasa diperhatikan dan pastinya sangat terbantu,” tutup Louis. (Reza)