Bobby Nasution: Investasi di Geopark Kaldera Toba Harus Berdampak Langsung bagi Masyarakat

redaksi
30 Des 2025 15:30
Medan News 0 2
2 menit membaca

 

MEDAN, kaldera.id – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Muhammad Bobby Afif Nasution mengapresiasi keberhasilan Geopark Kaldera Toba yang kembali mempertahankan status Green Card dalam jaringan UNESCO Global Geopark (UGGp).

Ia menegaskan bahwa pengakuan internasional tersebut harus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat di sekitar kawasan Geopark.

Hal itu disampaikan Bobby Nasution saat menerima kunjungan Badan Pengelola Toba Caldera Geopark (BPTCG) di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Nomor 30, Medan, Selasa (30/12/2025).

Menurut Bobby, pengembangan Kaldera Toba merupakan tanggung jawab bersama, khususnya Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Ia menekankan agar setiap investasi yang masuk ke kawasan Geopark Kaldera Toba benar-benar dikaji berdasarkan asas manfaat dan tidak merusak lingkungan.

“Penerimaan sertifikat Green Card dari UNESCO ini harus memberikan dampak langsung pada masyarakat sekitar Geopark. Investasi yang masuk diharapkan tidak merusak lingkungan pariwisata. Segala bentuk investasi harus kita kaji asas manfaatnya,” tegas Bobby.

Terkait tawaran skema pembiayaan dari pihak luar, baik dalam bentuk bantuan maupun pinjaman (loan), Bobby meminta pengelola Geopark lebih mengedepankan kemandirian dalam pengelolaan.

“Diharapkan dapat mengambil opsi secara mandiri yang tidak memberatkan konsep Geopark ke depan. Namun, bila konsep pembiayaan itu tidak memberatkan dan bermanfaat bagi masyarakat, kita dapat mempertimbangkannya,” ujarnya.

Sebelumnya, General Manager BPTCG Azizul Kholis melaporkan bahwa sertifikat Green Card UNESCO tersebut dijadwalkan akan diterima secara resmi pada Februari 2026 di Sekretariat UNESCO, Prancis. Selain itu, Toba Caldera juga diproyeksikan menjadi pusat penelitian Geopark se-Asia Pasifik serta menerima sejumlah tawaran investasi pembiayaan.

Azizul Kholis juga menyampaikan sejumlah agenda yang akan dilaksanakan BPTCG ke depan, di antaranya penyelenggaraan kegiatan berskala besar pada September 2026 yang akan melibatkan aktivis, pelaku usaha, dan akademisi.

“Kegiatan ini bertujuan menjadikan Kaldera Toba sebagai pusat penelitian Geopark se-Asia Pasifik,” katanya.

Selain itu, BPTCG juga menjalin kerja sama dengan Kementerian Pariwisata untuk memetakan dan meningkatkan infrastruktur di wilayah prioritas Geopark Kaldera Toba.

“Diharapkan Geopark ini tidak hanya sekadar label, tetapi menjadi motor pertumbuhan ekonomi di bidang pariwisata yang berkelanjutan,” pungkas Azizul. (Reza)