Jumlah Warga Miskin di Medan 186 Ribu Jiwa

Sekretaris Dinas Sosial Kota Medan, Fakhruddin.
Sekretaris Dinas Sosial Kota Medan, Fakhruddin.

MEDAN, kaldera.id – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan tahun 2018, jumlah orang miskin di Kota Medan mencapai 186 ribu jiwa. Jumlah ini turun 18 ribu dari tahun sebelumnya.

Mereka dikategorikan miskin karena dianggap tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan. Tolak ukurnya biaya pengeluaran.

Angka tersebut dinilai cukup tinggi. Mengingat Kota Medan sebagai kota metropolitan dan merupakan terbesar ketiga di Indonesia.

Program pengentasan kemiskinan yang digulirkan saat ini yakni, Bantuan Pangan Non Tunai (BNPT) dan Program Keluarga Harapan (PKH).

Untuk program BPNT diberikan Rp110.000/kk setiap bulannya. Untuk mendapatkan dana ini setiap kepala keluarga diberikan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).

“Dana ini hanya bisa diambil di e-warung. Warung yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan. Ada 93 warung disediakan. Jadi, tidak bisa diambil kontan,” jelas Sekretaris Dinas Sosial Kota Medan, Fakhruddin saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (19/12/2019).

Sedangkan untuk PKH diberikan sebesar Rp9.000.000 per tahun dan diberikan setiap tiga bulan sekali.

Untuk mendapatkan bantuan PKH dan BNPT harus memenuhi indikator yang telah ditetapkan Kementerian Sosial untuk menghindari penyalahgunaan dana.

“Untuk penerima BPNT indikatornya ibu hamil, balita, anak sekolah, lansia, disabilitas. Sedangkan PKH, rumah jelek, penghasilan rendah, tidak memiliki pekerjaan. Ini dibuat agar penyaluran dana tersebut tepat sasaran,” ungkapnya.

Dari 186 ribu, hanya 55 ribu yang mendapatkan bantuan dari program tersebut. Sedangkan sisanya dibantu dari APBD Kota Medan.

“Sisanyabl bantuan dari APBD Kota Medan. Hanya saja volumenya tidak besar. Harus dimaklumi juga pemerintah tidak hanya mengurus masalah ini, tapi juga pembangunan, pendidikan, dan lainnya,” tambahnya.

Perlu langkah nyata untuk menekan angka tersebut. Tidak bisa hanya mengandalkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan. Apalagi bantuan diberikan tidak semuanya mendapatkan. Masyarakat miskin juga perlu keterampilan atau kemampuan khusus agar keluar dari zona ini.

“Kami juga membuat pelatihan dan pembinaan. Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Pelatihan diberikan berupa menjahit, wirausaha, dan lainnya. Diharapkan bisa menekan angka kemiskinan,” katanya. (finta rahyuni)