Edy Rahmayadi: Saya Heran, Bilang Kafir Pun Kita Takut

Gubsu Edy Rahmayadi menerima selempang dari Seyit Tumturk, Ketua Majelis Nasional Turkistas Timur, sebagai simbol persaudaraan.(kaldera/armin)
Gubsu Edy Rahmayadi menerima selempang dari Seyit Tumturk, Ketua Majelis Nasional Turkistas Timur, sebagai simbol persaudaraan.(kaldera/armin)

MEDAN, kaldera.id – Edy Rahmayadi, Gubernur Sumatera Utara menyentil keras fenomena di masyarakat terutama umat Islam yang sering terpecah dan berbeda persepsi.

“Saya heran, kita bilang orang lain yang tak beragama Islam sebagai kafir pun kita takut,” kata Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengungkapkan statement tersebut saat membuka event Muslim Brothers di Masjid Al-Jihad Medan, Selasa (31/12/2019).

Setelah bicara tentang persatuan dan kesatuan umat, Edy menyinggung mayoritas Islam di Indonesia dan Sumut. “Setahu saya kita di Indonesia pemeluk Islam-nya mencapai 215 juta. Di Sumut kita 10 juta sebagai mayoritas. Tapi lucunya dalam berbagai statement pun, ucapan saya sering disalahkartikan. Mayoritas itu memang harus mewarnai minoritas. Dan ini jelas ada dalam tuntunan agama kita,” ungkapnya.

Dia mengatakan agar umat Islam berani bicara kebenaran. “Kalau pun misalnya saya salah tegurlah karena kita bersaudara,” ungkapnya. “Coba lihat lagi sejarah, bahwa yang memerdekakan Indonesia ini memang umat Islam. Lalu kemudian organisasi tertua di Indonesia adalah Muhammadiyah lahir sebelum republik ini ada,” katanya.

Setelah Muhammadiyah, berdirilah NU di Jawa Timur dengan meneriakkan Allahu Akbar. “Jadi teriakan Allahu Akbar yang sering kita teriakkan pun sudah ada dari dulu. Lalu sekarang kalau kita teriak Allahu Akbar kenapa disalahkan, dibilang macam-macam,” jelasnya yang kemudian disambut jamaah juga dengan teriakan Allahu Akbar.

Gubsu melanjutkan narasinya bahwa setelah dua organisasi Islam tertua itu ada lalu di Medan pun lahir Al Washliyah. “Organisasi ini lahir di Pasar Hindu yang didirikan oleh kumpulan saudara-saudara saya dari Mandailing. Termasuk Adenan Lubis, itu uwak saya,” kata Edy.

“Al Washliyah ini besar dari dulu tapi kok sekarang malah banyak mendemo saya,” katanya sambil tersenyum.

Menurut dia, sepanjang itu kebenaran harus diungkapkan karena Islam mengaturnya. “Tapi lucunya kalau saya ngomong seperti ini sekarang, besok saya dibully. Lucunya yang bully saya dari umat kita juga. Padahal kita sama-sama beragama Islam yang rahmatan lil alamin,” katanya.

Menurut Edy Rahmayadi, jabatannya sekarang sebagai gubernur, takdir saja. “Saya pun mau jadi gubernur karena ingin masuk syurga. Umat harus bersatu dan mengawal saya. Jangan tiba-tiba besok di media muncul lagi berita gubernur marah-marah di masjid,” ungkapnya.

Dia berpesan cara-cara seperti itu harus ditinggalkan. Kalau pun tidak bisa mengajak orang lain berbuat baik minimal keluar dari masjid setidaknya jadi orang soleh dan orang baik untuk diri sendiri. “Saya percaya bahwa saudara-saudara yang di masjid ini pasti akan menjaga saya. Jadi mari sama-sama kita besarkan Islam ini,” kata gubernur menutup sambutannya.(armin nasution)