BI: Virus Corona Ganjal Momentum Pertumbuhan Ekonomi Sumut

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Utara Wiwiek Sisto Widayat (tengah) didampingi Wakil Kepala Kantor BI Wilayah Sumut Ibrahim (kanan), Kepala Grup Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah BI Wilayah Sumut Andiwiana Septonarwanto (kiri) kepada wartawan di BI Medan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Utara Wiwiek Sisto Widayat (tengah) didampingi Wakil Kepala Kantor BI Wilayah Sumut Ibrahim (kanan), Kepala Grup Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah BI Wilayah Sumut Andiwiana Septonarwanto (kiri) kepada wartawan di BI Medan.

MEDAN, kaldera.id- Bank Indonesia (BI) mengungkapkan mewabahnya virus corona atau COVID-19 akan menghilangkan momentum pertumbuhan ekonomi daerah ini karena efek global dan dampak langsung.

Hal itu diungkapkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Utara Wiwiek Sisto Widayat, Rabu (11/3/2020) dalam paparan berjudul dampak COVID-19 terhadap perekonomian.

Dia mengungkapkan secara nasional, meski dampak COVID-19 ke Indonesia relatif terbatas dibandingkan negara kawasan, namun dapat menjadi faktor penahan momentum percepatan pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini.

“Cukup besarnya peran Tiongkok dalam ekonomi nasional saat ini, baik pada aspek perdagangan internasional, Parwisata dan investasi dapat mempengaruhi momentum perbaikan ekonomi nasional,” jelasnya.

Untuk daerah ini, menurut Wiwiek, Tiongkok merupakan tujuan ekspor utama Sumut dengan pangsa 14 persen dan impor dengan pangsa 29 persen.

“Di sisi lain, sumbangan Tiongkok terhadap pariwisata Sumut relatif terbatas atau hanya memilki pangsa 3,43 persen (8.909 orang) dari total wisman yang datang ke Sumatera Utara. Adapun sumbangan devisa dari Wisman Tiongkok pada 2019 mencapai 11,68 juta dolar AS.”

Virus Corona Hilangkan Momentum Tumbuhnya Ekonomi

Dampak langsung COVID-19 terhadap ekonomi Sumut, mayoritas berasal dari kegiatan ekspor-impor, sementara dampak dari investasi relatif kecil berkaca dari terbatasnya PMA Tiongkok yang pada 2019 hanya sebesar 5 juta dolar AS, katanya.

“Dengan demikian, prakiraan dampak total ekonomi Sumatera Utara dengan adanya COVID-19 (memperhitungkan pula dampak indirect) berada di kisaran -0.15 persen atau masih relatif terbatas.”

Dampak direct terhadap investasi dan konsumsi rumah tangga pun diperkirakan relatif minimal (<0.01 persen). Hal tsb dikarenakan PMA Tiongkok di Sumut relatif kecil atau hanya 5 juta dolar AS di tahun 2019, jelas Wiwiek.

Menurut dia, dengan menggunakan model struktural ekonomi Sumut (Merapi), dampak tidak langsung penurunan ekonomi dunia sebesar 0,1 persen akibat mewabahnya COVID-19 dapat menyebabkan PDRB Sumatera Utara terkoreksi 0,04 persen dari baselinenya.

“Transmisi indirect pertumbuhan ekonomi Sumut utamanya berasal dari penurunan ekspor dan investasi.

Sementara dampak langsung dari pariwisata terhadap penurunan PDRB Sumut tahun 2020 hanya berkisar 0,01 persen – 0,02 persen seiring rendahnya pangsa wisman Tiongkok (3,43 persen).”

“Bagi Sumatera Utara, peranan Tiongkok cukup krusial terutama sebagai mitra perdagangan internasional.

Namun demikian, pemasukan ekspor jasa dari wisman Tiongkok masih terbatas mengingat pangsa wisman Tiongkok yang berkunjung ke Sumatera Utara hanya berada di kisaran 3 persen dibanding total jumlah wisman,” kata Wiwiek.

Dari hasil simulasi perkiraan dampak COVID-19 terhadap ekonomi Sumatera Utara tahun 2020 berada di kisaran 0,15 persen, tambahnya. (armin nasution)