Site icon Kaldera.id

PKL Marak, Pedagang Resmi Pasar Kampung Lalang Sepi Pembeli

Pedagang resmi Pasar Kampung Lalang keluhkan keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL)

Pedagang resmi Pasar Kampung Lalang keluhkan keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL)

MEDAN, kaldera.id – Pedagang resmi Pasar Kampung Lalang keluhkan keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) di seputaran pasar tersebut. Keberadaan PKL membuat dagangan mereka menjadi sepi.

Pembeli lebih berbelanja di lapak PKL. Padahal mereka harus membayar sejumlah kutipan yang dikenakan, mukai retribusi pasar, kebersihan sampai keamanan.

“Mereka malas masuk ke pasar. Lebih berbelanja kepada PKL walaupun harganya lebih mahal,” ungkap salah satu pedagang rempah -rempah Pasar Kampung Lalang, Yasnil kepada kaldera.id, kemarin.

Para pedagang resmi meminta keberadaan PKL ini lebih ditata. Salah satunya, berjualan di tempat yang telah disediakan.

Saat ini di pasar tradisional yang dikelola PD Pasar tersebut masih banyak kios -kios yang kosong.

“Masih banyak tersedia kios yang kosong. Harusnya mereka diarahkan menempati itu,” tambahnya.

Kepala Pasar Kampung Lalang, Muhammad Zaki menjelaskan, pihaknya sudah berulang kali melalukan penertiban PKL ini.

Dalam penertiban pihaknya dibantu Satpol PP Kota Medan. “Personel Satpol-PP sudah diturunkan setiap pagi. Hanya saja mereka tetap membandel,” ungkapnya.

Dalam menempati kios, tidak ada beban sewa diberikan. Para pedagang cukup membayar
uang kebersihan, uang listrik dan jaga malam.
“Inilah tantangan kami ke depan. Kami terus melakukan penataan agar pedagang lebih sejahtera,” tambahnya.

Sementara itu, salah satu PKL, Syahri mengungkapkan, alasan dirinya memilih berjualan di badan jalan karena lebih ramai. Peluang dagangan laku lebih besar daripada berjualan di dalam pasar, meskipun resikonya ditertibkan Satpol PP.

“Lebih ramai ketimbang di dalam pasar. Hasilnya bisa buat makan,” ungkap pedagang buah buahan ini. (imran effendi/kaldera/pkl/reza sahab)

Exit mobile version