MEDAN, kaldera.id – Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafid menyampaikan, pentingnya memelihara kebhinekaan dalam kehidupan sehari -hari. Sebab, kebhinekaan merupakan salah satu empat pilar kebangsaan, Bhineka Tunggal Ika.
Hal ini disamapaikan Meutya saat memaparkan empat pilar kebangsaan di depan puluhan siswa SMA Taman Siswa, Medan, Selasa (11/2/2020).
Selain Bhineka Tunggal Ika, empat pilar kebangsaan yakni, pancasila, UUD 1945 dan NKRI. Keempatnya saling berkaitan.
Anggota dewan dari Fraksi Golkar ini dalam paparannya menyampaikan, semboyan Bhineka Tunggal Ika dipahami sebagai sebuah kekuatan pemersatu bangsa yang keberadaanya tidak bisa dipungkiri.
Sesuai dengan artinya, walau berbeda- beda tetap satu, lambang tersebut mengambarkan kondisi penduduk Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa. Kebhineka ragaman tersebut bisa disebut pluralistik. Itulah yang menjadi alasan Bhineka Tunggal Ika dijadikan sebagai salah satu alat pemersatu bangsa.
“Masyarakat harus melihat semua perbedaan sebagai sebuah keragaman yang memepresatukan. Menerima perbedaan sebagai sebuah kekuatan, bukan sebagai ancaman atau gangguan,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, semua budaya, agama dan suku yang ada tetap pada bentuknya masing- masing. Yang mempersatukan adalah rasa nasionalisme. Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia yang memiliki ratusan budaya, adat istiadat, kebiasaan.
Politisi asal daerah pemilihan Sumut I ini mengajak para siswa untuk menjaga dan memelihara empat pilar kebangsaan, khususnya bhineka tunggal ika dalam kehidupan sehari -hari, termasuk di lingkungan sekolah.
Perbedan suku, agama, ras, dan juga latar belakang keluarga tidak menjdikan satu siswa dengan siswa yang lain hidup bermusuhan. Tidak akur. Perbedaan harus menjadi pemersatu dan hidup berdampingan dengan aman dan nyaman.
“Jadi, inilah pentingnya menjaga kebhinekaan yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari -hari. Jangan jadikan perbedaan menjadikan permusuhan, tapi menjadi warna agar lebih indah,” tambahnya. (reza sahab)