Gowes Bermartabat, Mau Sehat atau Agar Dekat

Gubsu Edy Rahmayadi membuat arahan agar para pejabat dan ASN bersepeda. Gowes Bermartabat sendiri dilakukan setiap pekan sebelum ke kantor ataupun di hari Minggu. (humassumut)
Gubsu Edy Rahmayadi membuat arahan agar para pejabat dan ASN bersepeda. Gowes Bermartabat sendiri dilakukan setiap pekan sebelum ke kantor ataupun di hari Minggu. (humassumut)

MEDAN, kaldera.id – Kebiasaan bersepeda yang kemudian menjadi kebijakan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi kepada para pejabat dan aparatur sipil negara (ASN) di jajaran Pemprovsu, diapresiasi sebagai simbol kerjasama tim. Tapi, kegiatan yang diberi nama Gowes Bermartabat itu juga dinilai bentuk mendekatkan dan loyalitas.

Diketahui Gubsu Edy Rahmayadi membuat arahan agar para pejabat dan ASN bersepeda. Gowes Bermartabat sendiri dilakukan setiap pekan sebelum ke kantor ataupun di hari Minggu. Kegiatan serupa ini memang jamak dilakukan oleh pemerintah daerah.

Menurut Pengamat Kebijakan Publik, Elfenda Ananda, dari sisi manfaat kebijakan gowes (bersepeda) ini bisa bermanfaat untuk membangun team work di jajaran Pemprovsu. “Kegiatan bisa membangun imej bahwa gubernur dengan jajarannya adalah sebuah team work yang kuat,” ujarnya, pada kaldera.id, kemarin.

Bersepeda memang baik untuk kesehatan. Tapi menurut Elfenda, dalam konteks ini keikutsertaan pejabat eselon maupun ASN gowes, hanya untuk mengukur loyalitas pada atasannya. “Hanya loyalitas saja itu. Jika gowesnya di hari libur, pasti para pejabat sudah punya agenda di hari liburnya. Jadi, mana yang malas hadir bisa dianggap tidak loyal pada atasan,” ujarnya.

Dia menilai, kebijakan gowes ini ini bisa menyulitkan pejabat atau ASN di jajaran Pemprovsu. Kata dia, sah saja gubernur mau buat sebuah kebijakan untuk bawahannya. Namun, apabila sudah menjadi sebuah kewajiban di hari libur dan sampai teken absen tentunya akan menyulitkan ASN di lingkungan Pemprovsu sendiri. “Niatnya mau sehat atau supaya dekat dengan Gubsu atau Wagubsu ya kita kembalikan ke masing-masing orang lah,” katanya sambil tersenyum.

Mau Sehat tapi Tersengal-sengal

Terpisah, salah seorang pejabat eselon III, yang ditanyai kaldera.id tentang kebijakan bersepeda itu, mengaku tak punya masalah. “Artinya, kebijakan gowes itu kan bagus. Kita pasti ikuti, karena baik untuk kesehatan juga,” bebernya, dan meminta namanya tidak dituliskan.

Pengalamannya ikut Gowes Bermartabat, diakuinya cukup menantang adrenalin. Saat gowes bermartabat ke Pematang Johar, Deliserdang, dia harus beberapa kali singgah untuk membeli teh manis panas. Dia megap, tersengal-sengal. “Tak sanggup saya mengikuti rombongan. Kencang kali sepedanya. Mungkin karena saya belum terbiasa juga,” kata pria yang mengaku harga sepedanya Rp4 juta ini.

Lantas apakah dia, merasa lebih dekat dengan pimpinan saat mengikuti Gowes Bermartabat? Menurutnya, hal tersebut kembali ke nurani masing-masing. “Saya memang dekat dengan kepala dinas saya, tapi dalam konteks bekerja. Jadi saya senang saja main sepeda ini,” pungkasnya.(finta rahyuni)