Pedagang Takjil di Musim Covid-19, Menyambung Nasib di Tengah Virus dan Hujan

Penampakan pedagang takjil di Jalan Abdullah Lubis Medan, di seputaran Masjid Al Jihad Medan.
Penampakan pedagang takjil di Jalan Abdullah Lubis Medan, di seputaran Masjid Al Jihad Medan.

MEDAN, kaldera.id- Berburu takjil pada bulan Ramadan menjadi kegiatan wajib bagi umat Muslim yang sedang berpuasa. Untuk itu, tak heran jika masyarakat berbondong-bondong untuk menjual segala macam khas menu berbuka puasa.

Namun berbeda dengan Ramadan tahun ini, dimana masyarakat disarankan untuk berdiam diri di rumah dan mengurangi aktivitas diluar akibat musim Covid-19 yang tengah melanda Indonesia.

Meski ramadan kali ini hadir di tengah Covid-19, namun tidak menyurutkan niat para penjual takjil untuk berjualan.

Tak hanya berhadapan dengan virus, para penjual pun harus berhadapan dengan hujan yang beberapa hari terakhir mengguyur kota Medan.

Salah satunya di persimpangan Jalan Abdullah Lubis, Medan. Dari pantauan kaldera.id, para penjual mulai terlihat menyusun barang dagangannya mulai pukul 15.00 WIB kemudian tutup di sore hari selepas adzan Magrib.

Jumlah penjual yang biasanya berjualan menu berbuka puasa memang terlihat lebih sedikit dari Ramadan sebelumnya. Jumlah pembeli yang datang pun lebih sedikit.

“Yang jual tahun ini memang sedikit, yang beli juga sedikit. Tapi disyukuri aja, mungkin karena Corona itu juga,” ujar Sunam salah satu penjual, Jumat (1/5/2020).

Meski khawatir, wanita berumur 67 tahun itu mengaku nekat tetap berjualan ditengah Covid-19 demi bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sehari- hari bersama keluarganya. Ia sendiri sadar, jika hal ini sangat beresiko. Apalagi sebagian pembeli yang datang tidak menggunakan masker.

“Khawatir juga, tapi semoga saja tidak apa-apa lah,” harapnya.

Sunam mengaku, jualannya kerap bersisa meski jumlah takaran yang dijualnya sudah dikurangi dari biasanya. Ia pun terpaksa harus membawa pulang sisa jualannya.

“Kadang masih bersisa, kalau sudah lewat Magrib yang lain juga udah pada tutup semua kan. Mau gak mau ya harus dibawa pulang,” tuturnya.

Sama halnya dengan, Ali seorang penjual es yang juga turut mengiyakan sepinya pembeli di Ramadan tahun ini.

“Awalnya ramai kak. Akhir- akhir ini udah sepi, tambah lagi hujan kan. Pedagang yang jual es pada sepi,” jelasnya.

Nakun, kondisi ini tak lantas tak menyurutkan semangat Ali. Ia tetap rutin berjualan meski jualannya kerap tak habis. Ia pun berharap beberapa hari kedepan pembeli yang datang semakin ramai.

“Jualan terus, semoga kedepannya lebih ramai lagi yang beli,” harapnya.

Salah satu pengunjung bernama Hendra, mengatakan memang sering membeli takjil di kawasan ini. Ia mengaku merasa khawatir, namun menurutnya jika menerapakan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah akan menghindari masyarakat dari tertular virus Covid-19 ini.

“Khawatir pasti karena kan disini banyak orang, apalagi banyak yang gak pake masker juga kan. Tapi selagi kita masih melakukan protokol kesehatan, Insyaallah tidak apa-apa,”ujarnya.

Ia pun berharap, agar Covid-19 ini bisa segera diatasi dan masyarakat bisa beraktivitas seperti semula.

“Semoga cepat usai Corona ini, kasihan juga kan kayak yang jual-jualan seperti ini,” pungkasnya,”. (finta rahyuni)