Sarapan Pagi di Kedai Ayah, Tempat Makan Enak dan Silaturahim

mantan Gubsu, Syamsul Arifin, mantan Sekda Pemprovsu, RE Nainggolan, Muhyan Tambuse, dan lainnya saat nongkrong di Kedai Ayah Jl Ringroad Medan.
mantan Gubsu, Syamsul Arifin, mantan Sekda Pemprovsu, RE Nainggolan, Muhyan Tambuse, dan lainnya saat nongkrong di Kedai Ayah Jl Ringroad Medan.

MEDAN, kaldera.id – Kedai Ayah, merupakan salah satu tempat makan, di Kota Medan yang mulai digandrungi masyarakat dari kalangan anak muda, orang tua hingga keluarga. Kedai Ayah di Jalan Gagak Hitam (Ringroad), khusus menjual sarapan pagi dan jajanan malam.

Di sini, pengunjung tidak sekadar makan dan minum menyambung silaturahim.

Bahkan, sejumlah tokoh Sumatera Utara kerap datang ke kedai yang terkenal dengan lontong melayunya ini. Beberapa tokoh Sumut yang sering singgah di kedai yang terletak di Jalan Ringroad, Medan dan baru buka sejak puasa kemarin itu antara lain, mantan Gubsu, Syamsul Arifin, mantan Sekda Pemprovsu, RE Nainggolan, Muhyan Tambuse, dan lainnya.

“Jangankan yang di sini (Ringroad), Kedai Ayah yang di pinggir sungai (Jalan Sunggal Gang Langgar) pun aku singgah. Makanya aku sering datang. Bahkan, besan Presiden pun pernah kemari,” ungkap Syamsul Arifin ketika ditemui kaldera.id usai sarapan pagi di Kedai Ayah, Sabtu, (11/7/2020).

Baginya makanan itu soal rasa. Tidak semua makanan yang ada di Medan itu sesuai dengan lidahnya. Di Kedai Ayah ini rasa makanan disajikan sangat pas di lidah.

“Aku sering ke Kedai Ayah karena rasanya pas dilidah. Istriku juga sering kemari. Yang jual orang melayu. Aku orang melayu. Lagian makanan di sini pas dengan kebanyakan orang dari berbagai suku. Selain itu pas untuk tempat silaturahim,” ungkapnya.

Pemilik Kedai Ayah, Ilhamsyah
Kedai Ayah

Pemilik Kedai Ayah, Ilhamsyah menuturkan, selain lontong Melayu, kedainya juga menjual serabi dan makanan lainnya. “Pagi sampai jam 13.00 Wib jual sarapan. Setelah itu tutup sampai Pukul 17.30 Wib. Setelah itu buka sampai malam. Makanan malam ada lontong, serabi, martabak, bandrek, dan lainnya,” jelasnya.

Andalan makanan disini lontong Melayu. Bedanya lontong Melayu dengan lontong lainnya, lontong Melayu dilengkapi serundeng, kuahnya sedikit kering dan lebih kental. “Masalah harga tidak mahal. Kalau di sini setiap Jumat ada bagi nasi berkat dan Sabtu kumpul tokoh Sumut,” tambahnya. (reza sahab)