MEDAN, kaldera.id – Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba (BPGKT) berharap euforia masuknya Geopark Kaldera Toba (GKT) sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark tidak disalahgunakan. Karena segala sesuatu berkaitan dengan GKT, dalam pengawasan Unesco.

“Untuk itu semua pihak harus mengacu pada ketentuan yang berlaku dalam menyikapi GKT Unesco Global Geopark,” ujar GM BPGKT, Dr Ir Wan Hidayati, Senin (17/8/2020).

Selain itu, pengelolaan BPGKT harus mengedepankan hal-hal perlindungan. Pengelolaan juga harus terhindar dari kepentingan politik, tidak boleh ada konflik serta tidak ada tindakan korupsi.

“Pengelolaan tersebut harus berkelanjutan, dilakukan oleh orang yang sudah terbukti memiliki kapasitas. Pemahaman dan prinsip-prinsip konservasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat,” jelasnya.

Ketika ditanya wartawan mengenai kepengurusan BPGKT, serta isu akan adanya evaluasi pengurus BPGKT, Hidayati tidak memberikan komentar. Bahkan saat diwawancarai terkait dengan dasar evaluasi ditengah keberhasilan BPGKT menjadi bagian dari UGG, Hidayati hanya tersenyum.

“Saya tidak bisa menjawab itu, karena itu kebijakan pimpinan dengan segala pertimbangan. Yang pasti kita berjuang untuk menjaga kekayaan dan keselamatan GKT. Serta mempertahankan status GKT sebagai bagian dari UGG,” katanya.

Hal itu menurut Hidayati sangat penting, karena seluruh pengelolaan GKT kedepannya akan direvalidasi kembali 2023 oleh UGG. “Dengan prinsip memuliakan bumi, mensejahterakan masyarakat setempat. Kita telah memperjuangkan semua ini dengan begitu besar,” ujarnya.(f rozi)