Calon Walikota Medan nomor urut 1, Akhyar Nasution mendatangi Sentra Gakkumdu (Penegakkan Hukum Terpadu) Kantor Bawaslu Medan.
Calon Walikota Medan nomor urut 1, Akhyar Nasution mendatangi Sentra Gakkumdu (Penegakkan Hukum Terpadu) Kantor Bawaslu Medan

MEDAN, kaldera.id – Calon Walikota Medan nomor urut 1, Akhyar Nasution mendatangi Sentra Gakkumdu (Penegakkan Hukum Terpadu) Kantor Bawaslu Medan, Minggu (1/11/2020) siang.

Kehadiran Akhyar untuk memenuhi panggilan dan melakukan klarifikasi terkait laporan terhadap dirinya yang dianggap menghalang-halangi wewenang petugas Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan (Panwascam) Medan Deli, Selasa (27/10/2020) malam lalu.

Tidak hanya itu, Akhyar juga dikatakan nyaris memukul Ketua Panwascam Medan Deli, Faisal.

Di hadapan wartawan, Akhyar menyampaikan, sebenarnya pada Selasa malam lalu tidak ada kejadian apa-apa. Seperti yang diberitakan.

“Jadi, karena diundang oleh Bawaslu Kota Medan dan sebagai rasa hormat atas panggilan tersebut, saya hadir ke Kantor Bawaslu,” ungkapnya, Minggu (1/11/2020).

“Saat ditanya apa kejadian malam itu, ya nggak ada kejadian apa-apa. Itu keterangan saya di situ (ruang Gakkumdu),” sambung Akhyar.

Saat disinggung terkait adanya nyaris pemukulan dilakukannya, Akhyar menganggap hal itu adalah berita bohong (hoax) dan menyesatkan.

“Saya Nggak ada ngomong apa-apa. Nggak ada gerakan apa-apa. Jadi, itu berita bohong yang menyesatkan. Kami juga sampaikan keberatan kepada Bawaslu dan sudah saya sampaikan tadi,” tegasnya.

Akhyar Nasution Datangi Sentra Gakkumdu

Akhyar menyatakan, pada Selasa malam saat ada tuduhan tersebut, dirinya hanya ingin pulang mengendarai sepeda motor dari Jalan Alumunium, Kelurahan Tanjung Mulia ke rumahnya di Jalan Intertip Komplek Wartawan.

Saat itu sepeda motornya diparkirkan tak jauh dari lokasi acara keluarga besar.
“Jadi pada saat itu, selesai acara saya keluar. Itu kan di kampung saya, tempat kelahiran saya, tempat saya main-main. Itu keluarga saya semua.

Saya juga tidak ada bicara apapun di kegiatan keluarga yang saya hadiri sekitar sejam. Jadi, ketika pulang, saya ambil kereta (sepeda motor). Naik kereta, di sebelah lah. Ya saya pulang. Cuma ketika mau lewat masih padat jalan, saya tengok aja. Oh mungkin inilah Ketua Panwas itu, mungkin, saya nggak kenal sama dia. Saya nggak ada ngomong apa-apa,” terang Akhyar.

Akhyar pun menyesalkan sikap petugas Panwascam yang lebih dulu menyebarkan berita tersebut ke media massa dan membuat dirinya merasa dirugikan sebagai Paslon.

“Sebelum di-clearkan masalahnya, mengapa dia sudah ngomong ke media massa? Dan itu sangat merugikan saya sebagai Paslon. Kami juga keberatan, orang nggak ada kejadian apa-apa. Kok katanya saya mau mukul dia. Darimana saya mau mukul dia. Sayapun nggak kenal orangnya yang mana,” ujarnya.

Dia menegaskan, secara pribadi, berita fitnah atas kejadian pada Selasa (27/10/2020) malam sangat keji menimpanya.
“Siapa yang diusir? Nggak ada yang diusir? Setahu saya nggak ada.

Acara itupun nggak sampai satu jam dan acara itu adalah acara keluargaku, pengukuhan Paguyuban Pejuang Legiman. Aku itu secara tutur cucunya Legiman. Kan itu acara keluarga. Yang setiap tahun memang acara itu dilakukan. Jadi, nggak seperti yang disebutkan,” ucapnya heran.(reza sahab)