Rektor UINSU: Perkuat Narasi Keagamaan untuk Melawan Covid-19

Prof Dr Syahrin Harahap menegaskan, percaya pada takdir dan kewajiban menjaga keselamatan adalah bagian integral dari ajaran Islam
Prof Dr Syahrin Harahap menegaskan, percaya pada takdir dan kewajiban menjaga keselamatan adalah bagian integral dari ajaran Islam

MEDAN, kaldera.id – Prof Dr Syahrin Harahap menegaskan, percaya pada takdir dan kewajiban menjaga keselamatan adalah bagian integral dari ajaran Islam. Karenanya ia mengingatkan para ulama harus mampu mengkonstruksi pemahaman umat dalam hal iman pada takdir dan kewajiban berusaha melawan Covid-19.

“Seperti dengan mencerahkan dalam pemakaian masker, jaga jarak, sering mencuci tangan, sampai pada tahap rajin berwuduk. Selanjutnya mengajak agar masyarakat membantu orang yang terpapar covid 19 dan memuliakan jenazah dan keluarga yang ditinggalkan,” ungkapnya saat menjadi narasumber dalam Gerakan Nasional Penanggulangan Covid-19 yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara, Minggu (13/6/2021).

Lebih lanjut, Syahrin memaparkan bahwa yang harus dilakukan para ulama diantaranya ialah menginternalisasi dan merasionalisasi fatwa keselamatan umat dari covid 19, untuk Selanjutnya menyatukan kata dan nasehat serta praktik kehidupan para ulama untuk mencegah covid-19 di kalangan masyarakat.

“Narasi keagamaan dan keislaman perlu diperkuat lagi. Misalnya soal air untuk cuci tangan. MUI harus mendorong narasinya lebih spesifik lagi dalam konteks Keislaman. Air untuk wuduk. Ayo rajin berwuduk. Contohnya begitu,” ucapnya.

Prof Syahrin yang juga Penasehat MUI Sumut ini menyebut besarnya peran ulama dalam melawan virus ini. Ia menyampaikan bahwa terdapat kesulitan antara menyelamatkan diri dari covid 19 dengan kemestian usaha mencari nafkah dan peningkatan kualitas ekonomi masyarakat, Sehingga negara dan ulama perlu bersinergi untuk menghadapi persoalan ini.

“Kesulitan sosial biasanya dapat diatasi dengan bahasa agama. Saya optimis penanggulangan Covid 19 akan berhasil dengan bahasa agama melalui para ulama. Saya kira harus ada gerakan nasional MUI untuk hal ini,” pungkasnya.

Sekjen MUI Pusat Amirsyah Tambunan, mengatakan, dirinya mengapresiasi paparan para narasumber. Menurutnya, masukan Rektor UINSU Prof Dr Syahrin Harahap patut dikembangkan. Karena harus diakui, ada masalah perbedaan narasi soal covid-19 di tengah umat. “Karena harus diakui, peran UINSU sangat besar bagi para ulama dan MUI di tengah-tengah masyarakat,” pungkasnya.

Dalam kegiatan ini turut hadir sebagai narasumber Sekretaris Jenderal MUI Pusat Dr Amirsyah Tambunan, dan Wakil Dekan 1 Fakultas Kedokteran USU Dr dr Delyuzar, M.Ked (PA), Sp.PA. Tampak juga Ketua MUI Sumut Dr Maratua Simanjuntak, dan Ketua MUI Pusat Dr Yusnar Yusuf Rangkuti.(rel/red)