MEDAN, kaldera.id – Sepanjang 3 Tahun kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah, dinilai sudah berada di jalur yang tepat (on the track).
Mantan Tim Pemenangan Edy Rahmayadi – Musa Rajekshah (Eramas) di Pilgubsu 2018, Sugiat Santoso menyampaikan bahwa Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah sudah on the track dalam proses pembangunan dan mewujudkan Sumut Bermartabat
“Kita harus objektif dalam menilai ya, sebenarnya pak Edy dan Bang Ijeck sudah di jalurnya dalam membangun di Sumut ini. Diawal pemerintahan beliau sudah melakukan gembarakan kebijakan salah satu contohnya adalah dengan menaikkan gaji guru honorer 100 % yang semulanya Rp. 40.000 perjamnya dinaikkan menjadi Rp.90.000 perjamnya. Ini adalah wujud kepedulian baliau untuk mewujudkan Sumut yg bermanfaat harus diangkat dulu martabat guru,” ucap dalam diskusi yang digelar Progressive Democracy Watch (Prodewa), Minggu (5/9/2021).
Gubernur dan Wakil Gubernur adalah orang yang bersih dan jujur
Peserta juga banyak menanyakan mengenai banyaknya jalan provinsi yang rusak dan pemerintah tidak peduli untuk membangun infrastruktur. Sugiat Santoso menjawab problematika itu dengan mengatakan Gubernur dan Wakil Gubernur kita adalah orang yang bersih dan jujur dalam hal pelaksanaan proyek.
“Kita semua harus tahu. Pak Edy dan Bang Ijeck itu gak main proyek. Tidak seperti kepala daerah di tempat lain. Tapi problemnya, kepala dinasnya tidak mengikuti keteladanan mereka. Persoalannya jadi Kepala Dinasnya yang main. Nah ke depan, tinggal lagi bagaimana mereka mampu mencari Kepala Dinas yang bisa melakukan percepatan pembangunan di dua tahun yang tersisa,” ujar Sugiat yang juga Waketum DPP KNPI.
Ketika ditanya mengenai pola komunikasi gubernur dengan masyarakat, Sugiat Santoso mengatakan bahwa Gubsu punya karakter yang tegas.
“Memang banyak pihak yang mengritik itu. Tapi kita harus pahami latar belakang beliau seorang militer. Namun sekarang Bapak Gubernur sudah banyak berubah,” ucap politisi Gerindra ini.
Senada dengan Sugiat Santoso, narasumber lainnya, Dewi Budiati Teruna juga mengatakan hal yang sama terkait gaya Komunikasi Gubernur.
“Ya kita harus memaklumkan beliau. Biasanya ketika beliau berbicara, semua pasukan yang dipimpin beliau satu komando. Ketika menjadi Gubernur tentu tidak seperti itu lagi, karena yang dipimpin beliau sudah masyarakat sipil. Tapi Sekarang sudah banyak berubah, pola komunikasi beliau semakin baik, tinggal bagaimana orang-orang di sekitar gubernur berani menyampaikan kondisi yang sesuai dengan realita. Tidak hanya sekedar mencari muka,” ujar Dewi Budiati.(finta rahyuni)