Kota Judi Makau Sepi, Bank Dunia Respon Krisis Virus Corona

Virus Corona, Kota Judi Makau Sepi dan Bank Dunia Berikan Peringatan Soal Krisis yang Mungkin Terjadi.
Virus Corona, Kota Judi Makau Sepi dan Bank Dunia Berikan Peringatan Soal Krisis yang Mungkin Terjadi.

JAKARTA, kaldera.id – Kota Judi terbesar di Asia, Makau, terdampak virus corona. Kunjungan wisatawan di masa Liburan Imlek berkurang hingga 80% pada tahun ini karena kekhawatiran virus corona yang telah menewaskan lebih 400 orang.

Sebagai satu-satunya tempat di China yang memungkinkan perjudian, bekas jajahan Portugis itu biasanya menjadi destinasi utama selama liburan Imlek. Tetapi pada hari ke-enam liburan, hanya beberapa lusin orang terlihat di kawasan yang dipenuhi reruntuhan abad ke-17 itu. Sebagian besar mengenakan masker sebagai tindakan pencegahan terhadap coronavirus, yang telah menginfeksi hampir 12 ribu orang di China.

“Semua orang mengenakan masker. Sangat tidak nyaman saat mengambil foto – kami juga tidak berani melepas masker,” kata Wei I Ting, seorang turis dari Taiwan, seperti yang dikutip dari CNN pada Selasa (4/2/2020).

Shotah Zhang, yang memiliki toko kue, mengatakan dia khawatir tentang masa depan bisnisnya. “Seperti yang Anda lihat, hampir tidak ada orang di sini. Kami memiliki masalah yang cukup besar karena pengunjungnya sepi,” kata Zhang.

Bank Dunia Minta Negara-negara Awas

Sementara, Bank Dunia meminta seluruh negara di dunia untuk memperkuat sistem pengawasan dan respons terhadap virus corona. Bank Dunia juga sedang mengkaji sumber daya lembaga dari sisi keuangan dan teknis yang dapat dimobilisasi untuk mendukung negara-negara yang terkena dampak.

“Bank Dunia juga berkoordinasi erat dengan mitra internasional untuk mempercepat respons internasional,” tulis lembaga itu. Virus corona juga telah menginfeksi 17.200 orang dan menyebar ke 25 negara. Fakta-fakta itu dinilai bisa melumpuhkan China dan membahayakan ekonomi global.

“Bank Dunia akan memantau dampak ekonomi dan sosial yang lebih luas dari krisis ini dan juga mendukung upaya China untuk merespons, termasuk upaya untuk mempertahankan ketahanan dalam ekonomi,” demikian Bank Dunia.(f rozi)