Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, berkomitmen menambah alat mesin pertanian atau alsintan bagi para kelompok tani guna memaksimalkan produksi pangan.
Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, berkomitmen menambah alat mesin pertanian atau alsintan bagi para kelompok tani guna memaksimalkan produksi pangan.

LANGKAT, kaldera.id —Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, berkomitmen menambah alat mesin pertanian atau alsintan bagi para kelompok tani guna memaksimalkan produksi pangan.

Hal itu dikatakannya saat berdialog dengan poktan di Kecamatan Serapit, Kabupaten Langkat, dalam rangka memeringati Hari Pangan ke-41 Sedunia di areal persawahan Desa Tanjungkeriahan, Selasa (26/10).

“Alsintan seperti traktor roda dua atau roda empat (TR2 dan TR4) bisa ditambah. Namun untuk jumlahnya, tetap harus dilihat efektivitasnya agar tidak terkesan terlalu banyak. Sebab biasanya digunakan pada saat memasuki masa tanam saja,” kata Edy.

Sedangkan program indeks pertanaman empat kali dalam setahun (IP 400) sebagaimana yang telah dicanangkan Kementerian Pertanian, Gubsu pun tetap memberikan perhatian untuk itu. Namun yang utama untuk saat ini, ungkapnya, adalah menambah produktivitas pertanian.

“Untuk itu (program IP 400), nanti akan kita kaji. Kalau hasilnya banyak, tiga kali tanam dalam setahun pun, petani sejahtera juga,” ujarnya.

Senang Ginting Munthe dan Asal Mulia Peranginangin selaku petani sekaligus pengurus Poktan Serapit, sebelumnya meminta agar Gubsu bisa memertimbangkan untuk menambah ketersediaan alsintan ini. Antara lain seperti traktor serta jaminan benih padi saat masa tanam akan tiba. Termasuk bantuan agar program tanam empat kali dalam setahun bisa dijalankan di Langkat.

Sisi lain, Kumaladewi dari poktan setempat meminta agar pemerintah bisa memfasilitasi alat pengering padi sehingga petani bisa langsung memproduksi beras dan tidak perlu membawa hasil pertanian ke luar daerah/kecamatan.

“Jadi kami bisa memproduksi beras, terus (kemudian) bisa dijual ke toko tani, pak,” katanya yang langsung mendapat respon baik dari Gubsu, dengan meminta persiapan pengelolaan mesin secara optimal jika bantuan dimaksud diberikan.

Hadir di antaranya Dirjen Sarana dan Prasarana Pertanian Kementan, Ali Jamil Harahap dan mewakili Ditjen Tanaman Pangan Rachmat, Bupati Langkat Terbit Rencana Peranginangin, Ketua DPRD Langkat Sri Bana, Sekda Langkat Indra Salahuddin, para ketua poktan. Turut mendampingi Gubsu, Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Bahruddin Siregar, Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setdaprovsu, Basarin Yunus Tanjung dan OPD setempat.

Pada kesempatan itu, Gubsu Edy engharapkan produktivitas tanaman padi bisa lebih baik di masa mendatang, dengan hasil lebih dari 7,5 ton per hektare. Terlebih mengingat Langkat sebagai satu dari beberapa daerah penghasil padi terbesar di Sumut.

“Tentu kita harus bersyukur bahwa Allah telah memberikan tanah yang subur untuk kita kelola. Jika Singapura yang tak punya tanah (lahan pertanian) saja bisa maju, kita juga harus bisa. Sekarang kita punya yang seperti ini (lahan pertanian luas), hasil produksinya baru 7,5 ton per hektare. Sementara di Thailand itu bisa 13 ton per hektare,” terangnya.

Produktivitas pertanian padi bisa ditambah

Menurutnya dengan kemampuan petani di Sumut, seharusnya produktivitas pertanian padi bisa ditambah. Apalagi, katanya, pihak Kementan sudah mencontohkan hal itu di Provinsi Sulawesi Selatan, di mana hasilnya mencapai 9-11 ton per hektare. Karena itu, pihaknya akan meminta para ahli untuk mengkaji dan memersiapkan pembelajaran serta pelatihan kepada petani.

“Dengan produksi padi meningkat, tentu akan mendatangkan kemakmuran bagi petani. Jadi nanti, tolong para ahli (bidang pertanian) mengkaji bagaimana bisa meningkatkan produktivitas hasil pertanian. Apa yang bisa kami (Pemprov Sumut) bantu, akan kami siapkan,” pungkasnya.

Adapun Ali Jamil Harahap menyampaikan program pembangunan dari sektor pertanian akan terus diprioritaskan pemerintah. Sumut diakui dia termasuk provinsi yang surplus padi, dengan dukungan iklim yang baik serta ketersediaan lahan.

“Intinya kita sepakat agar tanaman padi ini dijaga dan dipelihara,” kata Ali Jamil.(finta rahyuni)