Kloter 25 Embarkasi Solo Tiba Di Jeddah, Jemaah Luapkan Rasa Haru

Kloter 25 Embarkasi Solo SOC tiba di bandara internasional King Abdulaziz, Jeddah, Selasa pagi 21 Juni 2022 jam 10.10 WAS (Waktu Arab Saudi) sebanyak 360 jemaah haji.
Kloter 25 Embarkasi Solo SOC tiba di bandara internasional King Abdulaziz, Jeddah, Selasa pagi 21 Juni 2022 jam 10.10 WAS (Waktu Arab Saudi) sebanyak 360 jemaah haji.

 

MEDAN, kaldera.id – Kloter 25 Embarkasi Solo SOC tiba di bandara internasional King Abdulaziz, Jeddah, Selasa pagi 21 Juni 2022 jam 10.10 WAS (Waktu Arab Saudi) sebanyak 360 jemaah haji.

Jemaah haji keluar dari Gate D yang selanjutnya diarahkan ke Paviliun D IV sebelum diberangkatkan ke Mekkah untuk menjalani umroh dan penginapan di Al Kiswah Tower.

Jemaah tersebut telah mengenakan kain ihram menjalankan shalat sunnah ihrom sekaligus beristirahat sejenak setelah melalui perjalanan panjang dari tanah air.

Sejumlah jemaah meluapkan rasa haru mereka setelah tiba si Arab Saudi. Salah satunya diungkapkan oleh jemaah wanita, Purwati Kusmardjani. Wanita berusia 52 tahun itu mengaku tidak henti menangis sejak di pesawat.

“Saya sangat senang sekali. Saya nangis enggak berhenti saking gembiranya. Kok akhirnya saya bisa sampai di sini (Jeddah),” ungkap Purwati Kusmardjani.

“Begitu naik pesawat, saya langsung menangis. Apalagi saat melantunkan talbiyah. Sepanjang perjalanan saya tidak bisa diam. Terus talbiayah dan sholawatan,” lanjutnya.

Purwati juga bersyukur perjalanannya dari tanah air berjalan lancar dan mendapat pelayanan yang maksimal dari para petugas haji. “Alhamdulillah. Dari Embarkasi sampai bandara Jeddah, baik semua,” ungkapnya.

Hal senada juga diceritakan jemaah haji asal Karang Anyar, Sudiyoko. Pria berusia 49 tahun yang berangkat bersama istrinya itu senang, akhirnya penantian panjangnya untuk naik haji terlaksana.

“Saya sebenarnya dijadwalkan berangkat tahun 2020. Tapi karena COVID-19, baru berangkat sekarang,” ujar pria yang sudah mengantri selama 10 tahun untuk menunaikan haji.

Sementara itu, perasaan campur aduk dirasakan jemaah haji bernama, Fariz Fadhlillah. Pemuda berusia 23 tahun tersebut menggantikan ayahnya yang meninggal dunia tahun lalu.

“Rasanya, antara senang dan sedih. Senang karena saya bisa ke tanah suci, tapi saya sedih karena seharusnya bapak yang ada di sini,” jelas pemuda yang merupakan mahasiswa di salah satu kampus Yogyakarta itu. (bhi)