Site icon Kaldera.id

Gus Irawan Minta Industri Padat Karya Manfaatkan Program Pemerintah

Anggota Komisi XI DPR RI Gus Irawan Pasaribu

Anggota Komisi XI DPR RI Gus Irawan Pasaribu

 

JAKARTA, kaldera.id- Industri padat karya di berbagai sektor sedang dihadapkan dengan tekanan berat akibat situasi ekonomi global dan kenaikan suku bunga Bank Indonesia. Anggota Komisi XI DPR RI Gus Irawan menyampaikan para pelaku industri tersebut dapat memaksimalkan berbagai program yang telah disiapkan oleh pemerintah.

“Pemerintah sudah memberikan program-program yang baik. Seperti insentif, perpajakan, terus kemudian kalau di Perbankan juga sudah memberikan jaminan ke debitur itu sendiri, yang menjamin bank itu dari OJK kalau debitur macet. Ada Jamkrindo dan Askrindo,” Kata Gus Irawan di Jakarta, Selasa (24/1/2023).

Gus Irawan menuturkan bahwa semua perangkat dan instrumen pemerintah untuk memulihkan kembali perekonomian Indonesia sudah pada jalurnya. Upaya-upaya tersebut ditujukan untuk membantu industri menghadapi tantangan resesi dan situasi ekonomi global sekaligus meningkatkan pemulihan perekonomian Indonesia pasca pandemi.

Memicu PHK massal

Industri padat karya merupakan industri yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Tekanan yang terjadi pada industri jenis tersebut dapat memicu PHK massal yang berbuntut pada peningkatan angka pengangguran dan kemiskinan serta pelemahan daya beli masyarakat.

Pada kesempatan yang sama, Gus Irawan juga menanggapi kenaikan suku bunga Bank Indonesia yang menurutnya tidak dapat dihindari. “Kenaikan suku bunga ini memang tidak bisa dihindari karena The Fed pun sudah menaikkan terus dan betul-betul dia akan mengambil kebijakan itu. Saya rasa (kenaikan suku bunga) masih akan terus dilakukan,” tutur Gus Irawan.

Dia juga mengingatkan kepada pelaku industri agar tetap waspada saat mencari dukungan pendanaan. Dia menambahkan masyarakat jangan sampai tergiur dengan kecepatan dan kemudahan yang ditawarkan tanpa memperhatikan aspek lainnya, termasuk bunga yang melejit di atas angka Bank Indonesia.

“Daripada kita ketemu dengan rentenir, ketemu dengan penawaran dan pembiayaan yang tidak bertanggung jawab yang hanya menawarkan kecepatan dan kemudahan tapi tidak memikirkan dampak dan grade yang lebih tinggi itu. Saya rasa tingkat bunga setinggi apapun kalau dari angka yang diberikan oleh Bank Indonesia yang tentu tidak akan terlalu tinggi,” tambahnya.

Gus Irawan optimis Indonesia bisa melalui tahun-tahun yang dianggap sulit apabila masyarakatnya masih mau berusaha, terlebih jika didukung oleh kondisi pasar yang baik.

Sebagai informasi, sebelumnya bank Indonesia telah menaikan suku bunga beberapa kali sebagai langkah untuk menurunkan perkiraan inflasi di Indonesia. Pada bulan Agustus naik menjadi 3,75 persen. Kemudian pada bulan September menjadi 4,25 persen, bulan Oktober menjadi 4,75 persen, bulan November menjadi 5,25 persen dan terakhir pada bulan Desember naik menjadi sebesar 5,5 persen. (rel/arn)

Exit mobile version