Gus Irawan Pasaribu
Gus Irawan Pasaribu

 

MEDAN, kaldera.id- Anggota Komisi XI DPR RI Gus Irawan Pasaribu menyatakan keprihatinannya terhadap total utang pemerintah pada tahun 2022 yang telah mencapai mencapai Rp7.733,99 triliun atau 39,57 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Angka tersebut seringkali masih dianggap ‘aman’ oleh pemerintah lantaran masih berada di bawah batas atas 60 persen dari PDB sebagaimana yang diatur dalam UU Keuangan Negara.

Meskipun demikian, Gus Irawan Pasaribu menegaskan bahwa seharusnya pemerintah jangan hanya menggunakan indikator UU saja dalam menentukan batas aman utang pemerintah. Tetapi banyak faktor lain yang harus diperhatikan.

“Jadi, dengan proporsi utang yang terus meningkat ini kita sangat prihatin walaupun selalu yang disampaikan ini masih aman karena undang-undang (menyatakan) 60 persen dari APBN (PDB). Saya melihat bahwa jangan hanya itu yang jadi indikator, tapi bagaimana kemampuan negara membayar utangnya,” ujar Gus Irawan Pasaribu di Medan, Selasa (7/2/2023).

Selanjutnya, Gus Irawan Pasaribu memberikan gambaran bahwa dengan bertambahnya utang maka akan diikuti dengan penambahan biaya utang. Hal tersebut, menurutnya, akan membebani APBN ke depan. “Karena kalau utang bertambah terus otomatis biaya utang kan bertambah setiap tahun, cicilannya bertambah, (utang) pokoknya nanti akan jadi beban APBN tersendiri. Kita tahu bahwa kondisi ekonomi kita secara fakta di lapangan belum bisa dibilang aman-aman saja,” imbuh Politisi Fraksi Gerindra ini.

Pada kesempatan yang sama, Gus Irawan Pasaribu menyampaikan bahwa dalam mengelola keuangan negara, juga perlu memperhatikan kondisi yang akan dihadapi oleh generasi-generasi selanjutnya. Dia berkomitmen akan terus menggaungkan hal tersebut agar terus diingat oleh pemerintah. Gus Irawan Pasaribu berharap jangan sampai generasi yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan di Indonesia di masa mendatang sengsara karena generasi sebelumnya tidak amanah di dalam mengelola keuangan negara.

“Indonesia itu bukan hanya punya kita yang ada di generasi sekarang. Tetapi juga untuk keberlangsungan generasi-generasi berikutnya bahwa kita hidup ini apalagi kita yang diberikan amanat untuk mengelola negara, tidak hanya memikirkan nasib kita-kita saja tapi memikirkan bagaimana generasi selanjutnya ya dengan utang yang terus meningkat di tujuh tahun terakhir ini,” ujar Gus Irawan Pasaribu

Di sisi lain, Gus Irawan Pasaribu juga menyampaikan sudut pandang makronya terhadap kondisi utang pemerintah. Dia khawatir dengan besarnya utang yang ada, keuangan negara akan kembali kolaps apabila menghadapi gejolak seperti yang terjadi pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu. (rel/arn)