Siswa MAN I Brebes bernama M Khaidar Khamzah (17) putra petani cabai. Namanya melejit setelah dinyatakan diterima di 13 perguruan tinggi kategori Top 100 Dunia.
Siswa MAN I Brebes bernama M Khaidar Khamzah (17) putra petani cabai. Namanya melejit setelah dinyatakan diterima di 13 perguruan tinggi kategori Top 100 Dunia.

 

MEDAN, kaldera.id – Siswa MAN I Brebes bernama M Khaidar Khamzah (17) putra petani cabai. Namanya melejit setelah dinyatakan diterima di 13 perguruan tinggi kategori Top 100 Dunia.

Dia mendapat Beasiswa Indonesia Maju (BIM) Kemendikbud Ristekdikt.

Siswa MAN I Brebes bernama M Khaidar Khamzah (17) ini namanya tiba-tiba moncer. Anak petani cabai di Kabupaten Brebes dinyatakan diterima di 13 universitas terbaik luar negeri yang masuk dalam daftar perguruan tinggi Top 100 Dunia.

Dia mendapat beasiswa penuh dari program Beasiswa Indonesia Maju (BIM) milik Kemendikbud Ristekdikti.

Khaidar merupakan anak ke-7 dari delapan bersaudara dari pasangan suami istri Sepudin (64) dan Khotimah (53).
Dia merupakan siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Brebes. Alamat tempat tinggalnya berada di Desa Jatimakmur RT 04 RW 04, Kecamatan Songgom, Kabupaten Brebes.

Khaidar sapaan akrabnya mengatakan, ia sangat bersyukur bisa lolos dan diterima di 13 universitas luar negeri terbaik di Amerika, Kanada, Inggris, dan Australia.

Awalnya, ia hanya mendaftar di 8 universitas. Setelah jangkauan pendaftaran diperluas, ada sebanyak 13 perguruan tinggi yang menerima.

Antara lain di Jhons Hopkins University Amerika, New York University Amerika, Nanyang Technology University Singapore, University of British Columbia Canada, University of Toronto Mississauga Canada, University of Toronto St George Campus Canada, University of Toronto Scarborough Campus Canada, dan University of Sussex Inggris.

Lalu di Monash University Australia, University of Western Australia, McMaster University Canada, Curtin University Australia, dan President University Indonesia.

Saat ini, ia pun masih menunggu kabar dari tiga perguruan tinggi lainnya di Amerika, yaitu dari Colombia University, Cornell University, dan Babson Collage.
“Universitas yang saya pilih, Insyaallah di University of Toronto jurusan ekonomi. Namun tidak menutup kemungkinan ketika saya diterima di Colombia University dan Cornell University, saya akan mengajukan pindah ke universitas tersebut,” katanya kepada tribunjateng.com, Jumat (5/5/2023).

Anak Petani

Khaidar bercerita, keluarga dan orangtua merupakan pendorong utama atas segala prestasi yang dicapainya.
Orangtuanya adalah seorang petani cabai dan padi dari Desa Jatimakmur, Kecamatan Songgom, Kabupaten Brebes.

Dulu sempat berdagang di Jakarta, tetapi setelah tua pulang dan memilih bertani di kampung halaman.
Selain itu, keluarganya juga termasuk keluarga menengah ke bawah. “Sebenarnya orangtua saya sudah tidak bekerja, hanya mengurus pertanian. Karena mereka sudah lansia,” ujarnya.

Khaidar mengatakan, pendorong semangat lainnya karena ia pernah menjadi korban cyberbullying hingga sempat down. Hal itu membuatnya termotivasi untuk membuktikan prestasi kepada teman-temannya.

Sebab, teman-temannya sempat meragukannya saat ia mendapatkan top 5 dalam sebuah pelajaran.

“Itu menjadi motivasi saya untuk membuktikan kepada teman-teman yang membuli saya. Bahwa saya bisa bangkit dan saya tidak seburuk yang mereka bayangkan,” ungkapnya.

Khaidar berharap, ia bisa berkontribusi dan membawa nama harum Indonesia, khususnya Kabupaten Brebes.
Ia juga akan aktif mengikuti berbagai perlombaan dan kompetisi saat sudah kuliah di luar negeri. Sementara ia sendiri bercita-cita ingin menjadi ekonom.

“Saya ingin berkontribusi di bidang pembangunan ekonomi Indonesia. Karena saya lihat Indonesia masih menjadi negara berkembang,” katanya.

Merasa Bangga

Kepala MAN 1 Brebes, Nurhayati mengatakan, ia sebagai kepala madrasah, orangtua serta guru sangat bangga atas prestasi dari anak didiknya, M Khaidar Khamzah.

Sebab, anak didiknya tersebut bisa tembus di 13 universitas ternama di luar negeri. Ia semakin bangga karena orangtua anak didiknya tersebut merupakan keluarga yang sederhana dengan tingkat pendidikan tidak terlalu tinggi.

Meski begitu, Khaidar bisa membuktikan dan meraih prestasi dengan sangat membanggakan. “Meski dari keluarga sederhana, dia punya motivasi yang luar biasa. Ini yang saya banggakan dari Khaidar,” katanya.

Nurhayati mengatakan, ia sempat bertanya amalan apa yang dilakukan ibunya hingga Khaidar bisa tembus di 13 universitas ternama di luar negeri. Ibunya menjawab, dia hanya berdoa agar putra-putrinya menjadi anak yang soleh dan solehah.

“Ibunya, saya tanya amalan apa sehingga ini anak kok diterima di 13 universitas ternama di luar negeri. Jawabannya, saya hanya meminta kepada Allah untuk kesolehan anak-anak saya,” ungkapnya. (tribun )