MEDAN, kaldera.id – Ketua Kadin Sumut Firsal Ferial Mutyara memaparkan isu ketahanan pangan global atau food security dalam paparannya berjudul North Sumatera focus program for the next five year di hadapan Menteri Kedua Luar Negeri dan Pendidikan Singapura Tuan Mohamad Maliki bin Osman.
Hadir juga di situ Walikota Distrik Tenggara Singapura Mohd. Fahmi Bin Aliman, Konjend Singapura di Medan Edmund Chia, serta rombongan Kementerian Singapura di aula rapat kantor BI Lt.3 Jl. Balai Kota No. 4 Medan, Kamis (13/7/2023).
Dari Kadin Sumatera Utara tampak hadir WKU Koordinator Maritim, Investasi dan Luar Negeri Irfan Anwar, WKU Koordinator Peningkatan Kualitas Manusia, Ristek dan Inovasi Isfan F Fachruddin, WKU Organisasi Lismardi Hendra, WKU Komunikasi Chyang, Ketua Kadin Langkat Zulkifli dan Komite Tetap Ristek Antony Simon, serta Direktur Eksekutif Diaz Wardianto, WK.
Ketahanan pangan
Ketua Kadin Sumut itu mengungkapkan ketahanan pangan adalah isu global yang menjadi fokus tiap negara. “Bahkan di dalam negeri pun ini menjadi topik yang terus dicari penyelesaiannya. Food security memang menjadi kebutuhan bagi negara Indonesia dan Singapura. Kerjasama yang kuat akan mampu menciptakan ketahanan pangan yang cukup bagi kedua negara,” kata dia.
Firsal Ferial Mutyara menegaskan Sumatera Utara dengan begitu banyak hasil alam dan tanah yang subur serta di dukung oleh sektor petani serta UMKM lokal mampu menjadi mitra strategis untuk berkolaborasi.
Menurutnya, ketersediaan pangan yang dapat dijangkau oleh berbagai pihak akan ikut menjaga stabilitas ekonomi nasional kedua negara di tengah dinamika global. Maka dari itu, ketahanan pangan perlu menjadi fokus untuk ditingkatkan dengan mewujudkan pangan yang berdaulat (food sovereignty) dan mandiri (food resilience).
“Pemerintah kita dari pusat sampai daerah fokus untuk ini. Pemerintah provinsi pun terus mendorongnya termasuk dengan food estate. Dirancang sedemikian rupa dengan berbagai bauran strategi dan kebijakan. Sehingga Kadin pun mendukung langkah tersebut,” jelasnya.
Upaya diversifikasi pangan lokal
“Ketahanan pangan bukan hanya menjadi prioritas tapi juga menjadi target pemerataan kesejahteraan masyarakat. Termasuk dengan upaya diversifikasi pangan lokal seperti meningkatkan produksi jagung, sorgum, sagu, dan singkong melalui perluasan lahan dan pembukaan area baru dalam rangka peningkatan produksi sebagai alternatif mengurangi bahan pangan impor,” ujar Firsal Ferial Mutyara.
Selain itu, kata dia, UMKM di Sumut juga membutuhkan banyak kerjasama dalam mewujudkan produk yang berstandar internasional. “Kita ini perlu standar produk usaha kecil skala internasional. Sehingga peluangnya untuk menembus pasar ekspor lebih besar,” kata dia.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut Deputi Kepala Perwakilan BI Sumatera Utara Ibrahim serta para pejabat BI lainnya. Fokus utama dalam pemaparan kerjasama ini terkait dengan education, internship, halal product, food security, renewable energy, carbon credit business, pariwisata dan UMKM.
Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatera Utara juga turut mendukung program terkait dengan pengembangan UMKM yang ada di Sumatera Utara.
Deputi Kepala Perwakilan BI Sumatera Utara Ibrahim menyampaikan 7 proyek strategis yang ada di Sumatera Utara. Diantaranya adalah sport center, airport city, kawasan industri Medan (KIM), Toba Caldera Resort, Bus Rapid Transit (BRT) Mebidang, Kawasan Industri Kuala Tanjung, dan KEK Sei Mangkei.
Menteri Singapura menyampaikan sangat mendukung peluang kerjasama yang akan dijalin, terutama mendukung pengembangan UMKM dan pelatihan terkait dengan hospitality. Selanjutnya, dia sampaikan perihal standarisasi pangan, peluang kerjasama ekspor dan impor, serta menjalin kerjasama terkait dengan pendidikan.
Kemudian Firsal Mutyara menyampaikan bahwa Kadin telah melakukan MoU dengan Dinas Pendidikan Sumatera Utara terkait dengan Pengelolaan SMK dan pendidikan serta vokasi. Kadin, kata dia, telah menjalin kerjasama dengan pihak kampus seperti USU, UISU dan perguruan tinggi lain, termasuk nantinya dengan perguruan tinggi di Singapura.
“Kita berharap universitas di Singapura berkenan melakukan kolaborasi dalam hal penelitian dan pengembangan sehingga diharapkan terjadinya pertukaran teknologi antar negara serta peningkatan keterampilan,” jelasnya.