MEDAN, kaldera.id – Hubungan Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi dan Wagub Musa Rajekshah alias Ijeck belakangan memanas. Partai Gerindra menilai Idul Adha merupakan momentum yang tepat untuk membangun kembali solidaritas dan kebersamaan.
Ketua DPD Gerindra Sumut Gus Irawan Pasaribu mengatakan Ketum DPP Gerindra Prabowo Subianto mengajarkan tentang hal itu. Termasuk momentum pengingat untuk saling berbagi.
“Bagi saya kurban itu adalah satu momentum bagi kita untuk selalu kita diingatkan untuk berbagi dan itu memang selalu diajarkan ketua umum kami Pak Prabowo Subianto, oleh karena itu acara kurban di Gerindra dilaksanakan setiap tahun, kurban ini juga untuk menggugah solidaritas dan kebersamaan kita sebagai umat, nilainya saya kira sangat tinggi,” katanya di Kantor DPD Gerindra Sumut, Sabtu (1/7/2023).
Gerindra sendiri melaksanakan kurban setiap tahun, hari ini ada penyembelihan tujuh ekor sapi dan lima ekor kambing di kantor DPD Gerindra Sumut. Selain itu, Prabowo juga disebut mengurbankan puluhan sapi di Sumut dengan bobot sapi hingga 1 ton.
Lebih lanjut, Gus berharap hubungan-hubungan yang sempat terganggu dapat terjalin kembali dan saling memaafkan. Makna Idul Adha secara umum, kata Gus, mengajarkan tentang kebersamaan, solidaritas kesetiakawanan dan berbagi.
“Mudah-mudahan dalam suasana Idul Adha ini, mungkin di masa lalu ada sedikit terganggu hubungan-hubungan, saya kira di momentum Idul Adha ini yang mengajarkan kita nilai-nilai kebersamaan, solidaritas kesetiakawanan, berbagi bersama,” ucapnya.
“Saya kira momentum yang tepat untuk kita saling memaafkan dan menatap ke depan untuk membangun solidaritas kebersamaan di bidang apa saja pun untuk berkontribusi membangun bangsa, meningkatkan kesejahteraan umat ke depan,” imbuhnya.
Hal itu juga berlaku dalam hubungan Edy dan Ijeck yang belakangan memanas. Gus kembali menegaskan jika Idul Adha merupakan momentum yang baik untuk merajut kembali kebersamaan.
“Apa saja lah saya kira (termasuk dalam hubungan Edy dan Ijeck yang belakangan memanas), ini momentum yang baik (untuk membangun solidaritas dan kebersamaan),” ujarnya.
Anggota DPR RI ini menyebutkan, kompetisi yang tercipta merupakan bagian dari kesepakatan berbangsa dan bernegara dalam sistem demokrasi. Namun, kompetisi itu harus dilakukan dengan gembira dan tentunya akan ada yang menang dan kalah.
Prabowo, kata Gus, mengajarkan sekeras apapun persaingan, setelah kompetisi harus saling merangkul kembali. Apapun pilihannya, apakah harus bersama atau tidak.
“Pak Prabowo saya kira mengajarkan itu, bahwa sekeras apapun kompetisi pada akhirnya setelah selesai kompetisi berangkulan kembali, bekerja sama kembali, pilihannya terserah apakah pilihannya bersama atau tidak bersama, namun dari sisi lain untuk melakukan checks and balances,” bebernya.
Di akhir, Gus Irawan menegaskan jika Idul Adha merupakan momentum yang tepat untuk saling introspeksi diri dan memaafkan. Sehingga bisa menatap ke depan dengan lebih baik.
“Jadi saya harap ini menjadi momentum bagi kita untuk saling memaafkan, saling introspeksi, dan kemudian bersama menatap hari esok yang lebih baik,” tutupnya.