MEDAN, kaldera.id – Persatuan Squash Indonesia (PSI) Sumatra Utara baru terbentuk 2 tahun lalu. Namun cabang olahraga squash siap berbicara di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumatra Utara. Satu emas dibidik.
Hal itu dijelaskan Ketua Pengprov PSI Sumut, Jimmy Sembiring. Menurutnya ada 8 nomor pada PON 2024 mendatang. Emas itu diharapkan dari Eris Setiawan/Fadillah Aulia Putri. Keduanya dilatih di Jakarta.
“Eris Setiawan pernah gabung Pelatnas. Begitu juga dengan Fadillah terus menunjukkan grafik meningkat. Mereka dilatih pelatih asal Malaysia di Jakarta,” ungkap Jimmy di Posko Publikasi PON XXI Aceh-Sumut 2024.
1. Sembilan atlet terbagi dua, berlatih di Medan dan Jakarta
Total ada 9 atlet dan tiga pelatih yang tergabung dalam Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) PON 2024. Rinciannya 7 putra dan 2 putri. Selain di Jakarta, atlet squash Sumut juga latihan di Medan.
“Lima atlet latihan di Medan, sedangkan empat atlet latihan di Jakarta. Latihan berlangsung 10 sesi dalam seminggu,” ujar Jimmy Sembiring.
Atlet squash Sumut yang dipersiapkan ke PON 2024, Eris Setiawan, M Wahyu Hidayah, Agung Setiawan, Jerry GK Sinurat, M Fachrezzy, M Syahrul, Achmad Djibran Anshori, Fadillah Aulia Putri, dan Natalia Natashs. Mereka ditangani pelatih Amansyah, Rusli, dan Nurainun Perangin-angin.
2. Rencananya ikuti kejurnas hingga TC ke Malaysia atau Hongkong
Rencananya PSI Sumut akan try out dengan mengikuti kejurnas maupun kejuaraan di luar negeri. Hal ini untuk menambah jam terbang.
“Dalam waktu dekat kita akan mengikuti kejurnas setelah itu, kita juga berencana melakukan TC ke Malaysia atau Hongkong,” ungkapnya.
3. Sarana jadi kendala sehingga terpaksa mengirim atlet ke Jakarta
Namun diakuinya sarana dan pra sarana minim. Saat ini hanya ada satu lapangan squash yakni di Cemara Hijau.
“Kita terpaksa mengirimkan atlet latihan ke Jakarta. Itu juga menyebabkan sampai saat ini PSI Sumut belum memiliki pengurus cabang. Kita masih mengandalkan klub. Lapangan itu sangat dibutuhkan. Tanpa ada lapangan, sulit akan melahirkan atlet berprestasi,” sebut Jimmy.
Sementara pengawasa dan pendamping (wasping) dari KONI Sumut, Novita mengakui, PSI Sumut baru terbentuk tahun 2021 lalu. Setelah dibentuk, pengurus langsung mengirimkan atletnya latihan ke Jakarta.
“Karena keterbatasan sarana, squash berkolaborasi dengan KONI Sumut mengirimkan atlet latihan ke Jakarta. Awalnya dua, sekarang jadi empat. Sarana memang sangat dibutuhkan,” ujar Novita. (idntimes)