M Arteta
M Arteta

 

MEDAN, kaldera.id – Laga sengit bakal tersaji di Liga Inggris pekan ke- 8 antara Arsenal melawan Man City di Stadion Emirates, Minggu (8/10/2023). Kedua tim diprediksi akan saling serang.

Laga ini pun diprediksi akan berjalan keras. Umpan terobosan, umpan panjang dan saling tekel akan mewarnai sepanjang laga. Pertandingan ini pun menjadi adu jenius kedua pelatih dalam memainkan strategi.

Kejeniusan M Arteta di kubu Arsenal akan ditantang Pep Guardiola di pihak Man City. Maklum, salah dalam menentukan strategi, maka berakibat fatal. Strategibl itu lah yang diaplikasikan pemain di lapangan. Selebihnya pemain lah berimprovisasi sebelum mengambil keputusan tepat.

Pep Guardiola
Pep Guardiola

Arsenal yang menjamu Man City tentunya tidak mau kehilangan poin penting dalam laga nanti.

Begitu juga dengan Man City, tambahan tiga poin tentunya membuat persaingan perebutan posisi puncak klasemen sementara dengan Tottenham tetap terjaga.

Tak heran taktik brilian pun harus disiapkan kedua pelatih tersebut dalam laga penting ini bila tidak mau keluar stadion dengan wajah tertunduk.

Arsenal yang bermain dihadapan pendukungnya sendiri lebih dijagokan memenangkan laga. Selain punya materi pemain yang komplit, tim ini juga belum tersentuh kekalahan.

Dari tujuh pertandingan yang telah dilakoni, Meriam London membukukan lima kemenangan dan dua kali seri. Sedangkan Man City, mereka kalah sekali dan menang enam kali.

Namun, meskipun demikian kemenangan tersebut bukan tidak mudah. Sebab, lawan dihadapi Man City yang kerap merubah impian kemenangan tim lain. Mereka juga punya materi pemain yang kemampuannya mumputi. Permainan timnya cukup baik. Kekuatan antar lininya cukup solid.

Arteta tetap mengandalkan pola 4-3-3 memberikan tekanan kepada tamunya. G Jesus, Saka dan Nketiah sepertinya menjadi andalan di lini serang. Ketiga pemain dibantu Havertz dan Odeegard di lini tengah. Kedua pemain ini akan beradu kemampuan dengan B Silva, Grealish dalam merebut lapangan tengah.

Dalam laga nanti, Arteta juga sepertinya mengisntruksikan salah satu pemain bertahannya untuk menutup rapat pergerakan Haaland. Mengingat, pemain ini punya kemampuan mumpuni. Kepala dan kakinya sama tajam. Naluri untuk mencetak golnya pun cukup tinggi. Bila dibiarkan menguasai bola, maka menjadi petaka bagi mereka.

Selain kecerdasan, laga ini akan menjadi adu kemampuan pemain lini tengah. Tim yang menguasai lapangan tengah, maka dialah yang memenangkan laga. Tak heran, kedua pelatih akan menurunkan pemain paling siap dalam melengkapi starting eleven. Sebab, siapa yang memulai menyerang dialah yang memenangkan laga.

Kejeniusan pelatih juga teruji saat Liverpool bertandang ke markas Brighton. J Klopp harus lebih cerdas memahami situasi dalam menghadapi klub kuda hitam ini. Brighton merupakan tim papan tengah yang kerap memberikan kejutan saat melawan tim tim besar. MU salah satu menjadi korbannya.

Bila salah dalam menempatkan taktik permainan bukan tidak mungkin Salah dkk bernasib sama dengan pemain MU. Apalagi, Brighton yang diperkuat D Welbeck bermain di hadapan publiknya sendiri. Mental dan semangat mereka semakin meledak ledak untuk meraih tiga poin.

Tak pelak, J Klopp pun harus tepat menentukan komposisi pemain yang diturunkan sejak menit awal. Menekan sejak menit awal sepertinya menjadi pilihan tepat guna meredam agresivitas pemain tuan rumah.(red)