Pengurus Provinsi Persatuan Ski Air Wakeboard Indonesia (PSAWI) Sumatera Utara (Sumut) tidak ingin menjadi tamu kandang sendiri, saat Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh - Sumut 2024. Target PSAWI tidak berubah, minimal bisa meraih 3 medali emas pada PON yang berlansung 8 - 20 September mendatang.
Pengurus Provinsi Persatuan Ski Air Wakeboard Indonesia (PSAWI) Sumatera Utara (Sumut) tidak ingin menjadi tamu kandang sendiri, saat Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh - Sumut 2024. Target PSAWI tidak berubah, minimal bisa meraih 3 medali emas pada PON yang berlansung 8 - 20 September mendatang.

 

MEDAN, kaldera.id – Pengurus Provinsi Persatuan Ski Air Wakeboard Indonesia (PSAWI) Sumatera Utara (Sumut) tidak ingin menjadi tamu kandang sendiri, saat Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh – Sumut 2024. Target PSAWI tidak berubah, minimal bisa meraih 3 medali emas pada PON yang berlansung 8 – 20 September mendatang.

Demikian Ketua Pengprov PSAWI Sumut, M Husaini Almubayyin, seperti dikutip dari podcast COPI Sumut, Minggu (28/4).
Menurut pria 39 tahun yang akrab dipanggil Al itu, tiga medali emas bisa didapat dari sejumlah nomor. Mulai dari wakesurf putra, wakesurf putri dan wakesurf beregu. Total ada 17 nomor yang dipertandingkan di PON 2024.

“Untuk nomor ski, kami memang tidak fokus ke sana. Tapi ada satu atlet kami, dan itu tidak menutup kemungkinan juga bisa mendapat medali. Selain itu kami juga berharap dari nomor wakeboard. Kalau diizinkan bisa dapat medali juga dari sana,” ucap Al.

Dijelaskannya, PSAWI Sumut saat ini berkekuatan total 12 atlet baik putra dan putri. Pada atlet sedang menjalani latihan rutin di tiga tempat berbeda, yakni Nias Selatan, Jakarta dan Batam. “Sebenarnya kuota atlet ada 20 yang bisa diisi. Sedang kami jajaki juga agar bisa penambahan atlet,” terangnya.

Al yang dulunya juga sebagai atlet surfing ini menjelaskan, faktor kesulitannya mencari atlet. Tak heran memang, karena ski air ini merupakan olahraga sangat mahal.
Pada perjalanannya medio 2020, Al sempat keliling Sumut mencari atlet-atlet muda. Salah satunya ke Teluk Dalam, Nias Selatan.

“Saya ke Teluk Dalam cari atlet muda untuk dibawa ke Danau Toba berlatih. Ada 12 atlet. Mulai dari usia 14 tahun sampai 21 tahun. Tapi tantangannya berat, karena saya dikira mau menculik anak pada saat itu. Sampai polisi dipanggil juga oleh masyarakat sana,” terangnya.

Namun perjuangan Al tak sia-sia. Setidaknya ada 8 atlet dari Teluk Dalam yang kini menghuni tim Pelatda. Al pun bak pahlaman di Nias Selatan. “Karena saat 2022 balik ke sana, saya sampai mau dikasih marga. Mereka senang karena anaknya sudah jadi atlet kan,” kenangnya.

Kini pejuangan Al terus berlanjut. PSAWI harus sukses di PON 2024. Namun kendalanya, saat ini boat penarik belum juga tiba.
“Kendalanya peralatan pertandingan belum tiba. Masih memikirkan supaya cepat datang agar kita bisa lebih cepat menguasai dan menyesuaikan. Kita tuan rumah jangan sampai seperti tamu. Kita tuan rumah seharusnya bisa pakai lapangan pertandingan lebih dahulu. Kalau boat belum ada bagaimana mau menguasai?” katanya.

Menurut Al, mendatangkan boat bukan perkara mudah karena karena berasal dari luar negeri. “Karena belinya dari Amerika, sampainya ke sini 3 bulan. Jadi paling tidak bulan Mei sudah dipesan. Kalau di Singapura tidak ada jual, adanya cuma papan,” jelasnya. (f rozi/red)