Seribuan orang perwakilan warga Sipirok Narobi dari Kecamatan Aek Bilah, Saipar Dolok Hole, Arse dan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, mengeluhkan kurangnya perhatian pemerintah daerah ke wilayah itu.
Seribuan orang perwakilan warga Sipirok Narobi dari Kecamatan Aek Bilah, Saipar Dolok Hole, Arse dan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, mengeluhkan kurangnya perhatian pemerintah daerah ke wilayah itu.

MEDAN, kaldera.id – Seribuan orang perwakilan warga Sipirok Narobi dari Kecamatan Aek Bilah, Saipar Dolok Hole, Arse dan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, mengeluhkan kurangnya perhatian pemerintah daerah ke wilayah itu.

Kemudian mereka beramai-ramai menyandarkan harapan besar akan penyelesaiannya kepada anggota DPR RI yang akan maju sebagai Calon Bupati Tapanuli Selatan, H. Gus Irawan Pasaribu SE, AK, MM, CA.

“Pak, tolong pak. Jalan penghubung empat kecamatan di Sipirok Narobi ini sudah rusak parah sekitar dua setengah tahun ini,” keluh warga pada acara Reses dan silatuhrahmi Gus Irawan Pasaribu di aula PT. Tunggal Birong Simpang Mandalasena, Desa Sidapdap Simanosor, Kecamatan Saipar Dolok Hole.

Pada pertemuan Sabtu akhir pekan kemarin itu, seribuan warga wilayah Sipirok Narobi menyatakan sangat yakin dan percaya, Gus Irawan Pasaribu mampu membawa Tapsel kembali bangkit menuju kejayaan.

“Pak Gus, jalan utama di wilayah Sipirok Narobi ini tak pernah ada perbaikan dalam dua setengah tahun ini, meski rusak parah. Puluhan ribu warga di tiga kecamatan ini (Arse, SDH, Aek Bilah-red) sudah sangat menderita akibat ketidakpedulian pemerintah,” kata Samin Pasaribu dari Aek Simotung.

Akibat rusak parahnya jalan tersebut, warga Sipirok Narobi yang mayoritas petani tidak bisa berkembang perekonomiannya. Harga komoditas rendah karena tingginya biaya pengangkutan akibat jalan rusak parah.

Samin Pasaribu sangat mengeluhkan lemahnya tingkat kesejahteraan rakyat. Untuk ini dia meminta Gus Irawan, apabila terpilih menjadi Bupati Tapsel, benar-benarlah mengembangkan ekonomi kerakyatan.

Senada dikatakan Tambatua Tambunan dari Desa Batang Parsuluman. Ia keluhkan langkanya pupuk di tengah masyarakat petani, dan kalaupun ada harganya mahal.
“Pak Gus, sejak 2021 kemarin, kami petani di Kecamatan SDH dan Aek Bilah sangat kesulitan mendapatkan pupuk. Kalaupun ada, harganya sangat mahal,” kata Tambatua sembari keluhkan kondisi jalan yang rusak parah.