JAKARTA, kaldera.id- Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agung Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah, menunjuk Presiden Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM/Bersatu), Muhyiddin Yassin, sebagai perdana menteri baru.
Keputusan itu diambil hari ini, Sabtu (29/2/2020) setelah Raja Abdullah memanggil seluruh anggota Dewan Rakyat untuk mencari calon yang meraih dukungan mayoritas.
“Raja memutuskan memilih Muhyiddin sebagai perdana menteri sesuai dengan Pasal 40(2)(a) dan 43(2)(a) Undang-Undang Federal,” bunyi keterangan Istana Negara Malaysia, seperti dilansir Bernama.
Shamsuddin mengatakan Raja Abdullah menyatakan Muhyiddin yang menjadi anggota parlemen dari Pagoh yang meraih suara mayoritas.
Selanjutnya, Shamsuddin mengatakan Muhyiddin bakal diangkat dan membacakan sumpah jabatan dalam upacara yang digelar di Istana Negara.
“(Raja Abdullah) mengatakan penunjukan perdana menteri tidak bisa ditunda demi kemaslahatan rakyat dan bangsa. Beliau meyakini ini adalah keputusan yang terbaik bagi seluruh pihak dan berharap keputusannya mengakhiri krisis politik saat ini,” ujar Shamsuddin.
Raja Abdullah menyetujui permohonan pengunduran diri yang diajukan Mahathir Mohamad pada Senin lalu. Namun, beliau menunjuk Mahathir menjalankan tugas sebagai perdana menteri interim selama seluruh hari.
Selain itu, Raja Abdullah juga mencabut mandat seluruh anggota kabinet, termasuk Wakil Perdana Menteri Wan Azizah Wan Ismail. Wan Azizah merupakan istri dari Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR), Anwar Ibrahim.
Raja Abdullah menyampaikan keputusan itu setelah berdialog dengan Mahathir Mohamad di Istana Negara selama 90 menit. Sebelumnya dia juga bertemu dengan Anwar dan Wan Azizah.
Pengunduran diri Mahathir diduga terkait dengan gerakan politik yang berupaya membentuk koalisi baru dengan merekrut anggota Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM), UMNO, Partai Islam SeMalaysia (PAS) dan faksi PKR yang dipimpin oleh mantan wakil PKR, Mohamad Azmin Ali.
PKR lantas memutuskan memecat Azmin dan sejawatnya, Zuraida Kamaruddin, yang dianggap berkhianat. Hal ini adalah buntut perseteruan politik internal antara Anwar dan Azmin sejak beberapa waktu lalu.
Kepada Anwar, Mahathir mengklaim tidak terlibat dengan upaya untuk membentuk koalisi pemerintahan baru dengan merekrut kelompok oposisi. (ayp/stu/cnn/finta)