Masa Depan Pelabuhan Indonesia dari Sinergi, Integrasi dan Harapan tentang Lapangan Kerja

Sejumlah penumpang KM Kelud sedang berjalan menuju terminal di atas garbarata saat tiba di Terminal Bandar Deli, Pelabuhan Belawan yang dikelola PT Pelindo 1, belum lama ini. Kementerian BUMN merencanakan merger Pelindo 1 - Pelindo 4 dalam waktu dekat. (kaldera/yogo pamungkas)
Sejumlah penumpang KM Kelud sedang berjalan menuju terminal di atas garbarata saat tiba di Terminal Bandar Deli, Pelabuhan Belawan yang dikelola PT Pelindo 1, belum lama ini. Kementerian BUMN merencanakan merger Pelindo 1 - Pelindo 4 dalam waktu dekat. (kaldera/yogo pamungkas)

“Nenek moyangku seorang pelaut, gemar mengarung luas samudera”. Begitu kiranya lirik lagu yang diciptakan Ibu Sud. Aktivitas sosial ekonomi Indonesia memang sudah tergolong intens di laut sedari dulu. Sebab Indonesia dikaruniai Tuhan YME sebagai negara archipelago terbesar di dunia. Dua pertiga luas wilayahnya berupa lautan.

Fakta lain yang tidak kalah menarik, laut juga merupakan media bagi komunikasi lintas budaya warga masyarakat baik di tingkat lokal, regional, maupun internasional. Hal ini juga menunjukkan peran penting keberadaan sebuah pelabuhan di Indonesia. Karena berfungsi sebagai gateaway yaitu pintu gerbang memasuki sebuah daerah maupun negara.

Di Indonesia sendiri, terdapat empat perusahaan milik BUMN yang bergerak di bidang jasa kepelabuhanan. Keempat perusahaan tersebut yakni PT Pelabuhan Indonesia I yang berkantor pusat di Medan, PT Pelabuhan Indonesia II berkantor pusat di Jakarta Utara, PT Pelabuhan Indonesia III berkantor pusat di Surabaya, dan PT Pelabuhan Indonesia IV berkantor pusat di Makassar.

Selama ini, keempatnyalah secara masing-masing menghidupkan pelabuhan di Indonesia. Namun, belakangan muncul rencana penggabungan (merger) dari keempat perusahaan tersebut. Keempat perusahaan yang berada di bawah BUMN ini akan menjadi satu perusahaan besar dalam mengelola pelabuhan dengan nama Pelabuhan Indonesia. Hal ini resmi diumumkan oleh Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo dalam konferensi pers virtual. Rancangan merger akan dilaksanakan pada 1 Oktober 2021 dan sedang menunggu PP (Peraturan Pemerintah) yang menjadi dasar hukum dari merger 4 pelabuhan milik BUMN ini.

Tentunya rencana penggabungan ini mengundang berbagai pertanyaan di benak masyarakat tentang apa yang menyebabkan keempatnya harus berjalan di bawah satu komando. Mengusut rencana penggabungan ini ternyata memang sudah dipikirkan sejak lama. Bukan tanpa alasan, melainkan ada kaitannya dengan visibilitas pemerintah, yaitu ide Tol Laut sebuah program yang digagas oleh presiden Jokowi. Program ini memiliki tujuan menghubungkan pelabuhan-pelabuhan besar yang ada di Indonesia untuk meminimalkan disparitas harga antar wilayah serta mengecilkan biaya logistik yang selama ini terbilang mahal.

Hal ini juga diamini oleh Direktur Utama Pelindo II, Arif Suhartono, yang menyinggung terkait logistic cost. Dalam bincangnya bersama Staff Khusus Kementerian BUMN, Arya Sinulingga, di channel Youtube Kementerian BUMN RI pada bulan Januari 2021 lalu, Arif mengatakan bahwa mahalnya logistic cost adalah salah satu alasan mengapa diadakan rencana merger antara pelindo 1,2,3 dan 4. “Jadi problem di kita adalah terkait dengan mahalnya logistic cost,” katanya.

Arif juga mengatakan bahwa fokus pelabuhan saat ini yaitu bagaimana agar pelabuhan di Indonesia bisa menjadi pelabuhan yang memiliki performance tinggi dan reliable. “Melihat saat ini yang terjadi di pelabuhan-pelabuhan utama di Indonesia dari mulai Medan, Jakarta, Surabaya, Makassar, Sorong, dan Ambon, disini masing-masing memiliki performance yang beda-beda dan juga capability-nya berbeda,” ucap Arif. Maka, dengan bergabungnya keempat perusahaan ini nantinya diharapkan mampu memiliki performance dan capability yang sama.

Bagi masyarakat umum, tentu rencana penggabungan keempat perusahaan ini tidak terlalu membawa pengaruh bagi aspek kehidupan secara nyata. Seperti yang disampaikan oleh Fitri (25), salah seorang karyawan swasta, ia bahkan belum mengetahui rencana penggabungan empat perusahaan pelabuhan tersebut. “Enggak, belum tau informasi tentang penggabungan itu sih,” ucapnya.

Ketika ditanya apa harapan ketika nanti dilakukan penggabungan Pelindo ia pun menjawab sebagai masyarakat umum, ia hanya mengharapkan Pelindo sebagai wajah pelabuhan di Indonesia fokus pada apa-apa yang mau direncanakan. “Jangan hanya sekadar latah penggabungan saja. Terutama bisa membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas untuk masyarakat,” katanya.

Sejatinya rencana penggabungan pelabuhan ini pasti memiliki berbagai harapan. Secara garis besar ada 4 harapan yang lahir atas rencana penggabungan tersebut.

1. Memberikan kontribusi positif untuk perekonomian Indonesia
Sebagaimana kita ketahui salah satu peran penting BUMN ialah pemberi sumbangan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi secara nasional. Dengan bergabungnya empat perusahaan BUMN tersebut diharapkan benar-benar mampu memberikan kontribusi positif untuk perekonomian Indonesia. Apalagi pelindo sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa kepelabuhanan selama ini memiliki pendapatan yang cukup besar.

2. Membawa Pelindo bersaing di tingkat Internasional
Bersatunya perusahaan pelindo ini menjadikan Pelindo semakin memiliki kekuatan. Hasil dari bergabungnya perusahaan tersebut juga diharapkan bukan hanya berdampak pada skala nasional namun sudah memasuki ranah Internasional. Ketika merger nantinya sudah berjalan dengan baik maka sasarannya yaitu bagaimana agar Pelabuhan Indonesia memiliki daya tarik di mata investor asing.

3. Mewujudkan penerapan pengurangan biaya logistik secara serius
Secara mendasar faktor yang menjadi pertimbangan perlu diadakan merger ialah berkaitan dengan biaya logistik. Selama ini biaya logistik terbilang mahal sehingga setelah terjadinya merger Pelindo digadang-gadang akan menjangkau biaya logistik yang lebih murah. Tentunya biaya logistik ini memang harus ditangani serius, jangan sampai tidak sampai pada tujuan yang ingin dicapai.

4. Meningkatkan pelayanan dengan standart yang baku
Terkait pelayanan juga tidak kalah pentingnya sebab ini berkenan langsung dengan customer. Ketika nanti diadakan merger, customer menjadi yang utama merasakan perubahan baiknya. Sebagai contoh ketika dulu pelabuhan beroperasi seusai dengan sistem dari masing-masing pelindo, maka kedepan sistem pelayanannya sudah memiliki standart yang baku. Sehingga manfaatnya dapat dirasakan sendiri oleh customer.

Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, pun menegaskan, pihaknya selain mau biaya logistik lebih murah, hal lain juga yang diinginkan dibanding penurunan biaya logistik, kita mau Pelindo menjadi world class company. “Maka itu rencana merger ini dilakukan,” kata Arya pada kaldera.id, Sabtu (18/9/2021).

Terkait rencana penggabungan ini memang tidak mungkin dilakukan tanpa ada pertimbangan yang matang. Jika memang dengan bergabungnya pelindo menghasilkan sumber kekuatan yang lebih besar lagi, lantas mengapa tidak? Sebab, rencana merger ini juga sudah dirancang sedemikian rupa dengan pembentukan cluster sebagai titik fokus dari masing-masing lini guna mencapai hasil yang lebih maksimal. Cluster tersebut yakni petikemas, non-petikemas, logistics & hinterland development, marine, serta equipment & port services.(finta rahyuni)