Waketum DPP KNPI: Menuduh Erick Thohir Terlibat Bisnis PCR adalah Fitnah Keji

Erick Thohir (kanan) saat menjadi Presiden Inter Milan, klub raksasa asal Liga Serie A Italia.
Erick Thohir (kanan) saat menjadi Presiden Inter Milan, klub raksasa asal Liga Serie A Italia.

JAKARTA, kaldera.id – DPP KNPI apresiasi gerak cepat Menteri BUMN, Erick Thohir, atasi penanggulangan Covid-19. Tuduhan ke Erick Thohir yang terlibat bisnis PCR adalah fitnah yang keji.

Hal itu dikatakan Wakil Ketua Umum DPP KNPI, Sugiat Santoso, SE, MSP, Selasa (16/11/2021). Sugiat mengatakan, gerak cepat Erick Thohir mengatasi pandemi Covid-19 bisa dilihat dari geliatnya BUMN-BUMN turun ke masyarakat dimasa pandemi.

“Vaksinasi masal gencar dibuat dan CSR-CSR BUMN dikerahkan untuk atasi dampak ekonomi masyarakat,” kata Sugiat.

Ia menjelaskan, tuduhan terhadap Erick Thohir yang terlibat bisnis PCR adalah tuduhan yang keji dan bertolak belakang dengan gerak beliau turun atasi penyebaran Covid-19.

“Penjelasan Erick Thohir sudah terang. Dia tidak pernah bisnis kesehatan. Dan Erick sudah sadar ada yang menyudutkannya dan membingkai agar dalam berita seolah dia meraup keuntungan dari PCR. Jadi tuduhan itu keji,” bebernya.

Sugiat mengatakan, pemerintahan Pak Jokowi dan seluruh kabinet sejak awal sudah bersungguh-sungguh atasi Covid yang berdampak sistemik ke ekonomi masyarakat.

Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk saling bergotongroyong dan fokus tanganin Covid, terlebih adanya potensi ke 3 gelombang Covid.

“Kita harus tetap fokus dan tidak terjebak dengan isu yang memancing kegaduhan. Kita tak boleh lengah dan tetap fokus hadapi masa pandemi,” tutup Sugiat.

Sebelumnya, Erick Thohir sudah menegaskan, perusahaan miliknya, Grup Mahaka, sama sekali tak terlibat dalam pendirian PT GSI. Ia pun merasa bahwa ada pihak yang menyudutkan namanya dalam polemik tersebut.

“Ini bukan bisnis saya. (Bisnis) kesehatan, saya tidak punya track record itu, lalu saya di-framing bahwa memperkaya diri,” ujar mantan Presiden Inter Milan seperti dilansir sejumlah media, kemarin.(yogo tobing)