Virus Corona Berpotensi Tambah Pengangguran di Sumut

Ekonom Universitas Sumatera Utara, Wahyu Pratomo
Ekonom Universitas Sumatera Utara, Wahyu Pratomo

MEDAN, Kaldera.id- Penyebaran Virus Corona (Covid-19) yang sudah memasuki Indonesia memberikan dampak besar terhadap perekonomian di Sumatera Utara hingga memicu pelambatan ekonomi yang berpotensi bertambahnya angka pengangguran di Sumut.

” Sumut memiliki hubungan dagang (ekspor dan impor) cukup besar dengan China. Dengan demikian akan terdampak dari perlambatan perekonomian. Ekonomi yang melambat berpotensi menambah jumlah pengangguran di Sumut,” ujar Ekonom Universitas Sumatera Utara, Wahyu Pratomo, Selasa (10/3/2020).

Namun, jelas Wahyu pengangguran bisa saja tidak bertambah apabila sektor ekonomi pertanian, sektor jasa dan jasa lainnya (sektor informal) dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja.

Selama ini sektor-sektor tersebut telah memberikan lapangan pekerjaan yang cukup besar bagi tenaga kerja di Sumut, namun nilai tambah yang dihasilkan tentunya lebih kecil dibandingkan sektor industri pengolahan.

Selain itu, jelas Wahyu, dampak langsung virus corona juga masuk dalam sektor pariwisata. Di tahun 2019 ada sekitar 9.000 wisatawan China yang datang ke Sumut. Setelah penyebaran virus corona ini dapat dipastikan akan terjadi penurunan kedatangan wisatawan dari China dalam jumlah yang cukup banyak.

” Hal tersebut tentunya menyebabkan tingkat hunian kamar hotel-hotel di tempat wisata seperti Brastagi, Parapat dan Samosir yang akan terpengaruh. Demikian pula di Medan sebagai kota yang menjadi titik masuk wisatawan asing,” tambah Wahyu

Pertumbuhan ekonomi Sumut diharapkan mencapai 5,4% tahun 2020 ini. Namun kata Wahyu, setelah kejadian virus corona pertumbuhan ekonomi Sumut akan terkoreksi.
” Kemungkinan pertumbuhan ekonomi Sumut sekitar 5,0 hingga 5,2 persen,” jelasnya.

Menurut Wahyu, Sumut yang saat ini juga mengekspor produk industri pengolahan berbasis perkebunan (lemak nabati) ke China akan mengalami penurunan permintaan seiring dengan kegiatan produksi yang juga menurun di China.

Di samping itu, Sumut juga banyak mengimpor barang modal dan bahan baku penolong dari China untuk kebutuhan industri, dan juga barang konsumsi. (finta rahyuni)