LANGKAT, kaldera.id – Plt Bupati Langkat, Syah Afandin bersama Pimpinan Pusat Majelis Pengkajian Tauhid dan Tasawuf Asia Tenggara dan Syekh Tariqat Naqsabandiyah, Syekh Amran Waly Al-Khalidi, Tuan Guru Syekh Muhamad Saleh dari Malaysia menggelar dzikir dan doa bersama, di Pendopo Jentera Malay Rumah Dinas Bupati Langkat, Selasa(13/9/2022).
Dzikir dan doa dengan tema “Menjemput Rahmat dan Barokah Allah SWT, untuk Bumi Langkat Berseri”, dilaksanakan bersama Komponen masyarakat Tanah Betuah Langkat dipimpin Syekh Amran Waly Al-Khalidi
Syah Afandin mengatakan, dzikir dan doa bersama didasari atas niat dan keinginan agar rahmat dan barokah serta segala kebaikan dicurahkan Allah SWT untuk kebaikan bangsa dan negara, khususnya masyarakat Tanah Melayu berbilang suku di bumi Langkat berseri ini.
Ia juga berharap, bumi Langkat tetaplah menjadi bumi yang menyejukkan bagi setiap insan masyarakat dan anak keturunan tetap mencirikan masyarakat yang religius, jauh dari kemungkaran.
Dengan tetap teguh membangun anak generasi yang sholeh/sholehah, serta tetep terpeliharanya para pejabat dan wakil rakyat yang amanah untuk menunaikan tugas jabatan yang diembannya dengan selurus-lurusnya.
“Semoga dengan niat dan ketulusan hati kita dalam melaksanakan dzikir dan doa, menjadikan nilai ibadah dan barokah dari Allah SWT, ” ungkap Syah Afandin.
Upaya penyatuan hati
Tuan Guru Syekh Muhamad Saleh dari Malaysia mengatakan, dzikir bukan sekedar mendekatkan diri kepada Allah. Namun, lebih kepada upaya penekanan dan penyatuan hati, jiwa dan pikiran secara bersama dalam mengingatat Allah SWT.
Dimana dzikir itu sendiri terbagi kedalam tiga tingkatan. Pertama adalah dzikir jali, yaitu perbuatan mengingat Allah SWT dalam bentuk ucapan lisan yang mengandung arti pujian, rasa syukur, dan doa kepada Allah.
Kedua dzikir khafi yaitu, dzikir yang dilakukan secara khusyuk dan khidmat oleh ingatan hati, baik disertai dzikir lisan ataupun tidak. Seseorang yang sudah mampu melakukan dzikir seperti ini merasa dalam hatinya akan senantiasa memiliki hubungan dengan Allah SWT
Ketiga, dzikir haqiqi yaitu dzikir yang dilakukan dengan seluruh jiwa raga, lahiriah dan batiniah, kapan dan dimana saja, dengan memperkokoh upaya memelihara seluruh jiwa raga dari larangan Allah SWT. dan mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya. Selain itu tiada yang diingat selain Allah SWT.
Dengan demikian, dzikir dan doa yang disampaikan akan lebih mustajab, melalui kemampuan dan keikhlasan manusia dalam melakukan dzikir tersebut, maka dzikir dan doa yang dilakukan dan dilaksanakan setiap pribadi, InsyaAllah mendapatkan Rahmat dari Allah SWT. (red)