Ilustrasi belanja online
Ilustrasi belanja online

Penulis adalah Mahasiswa Program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas

Popi Putri 

MEDAN, kaldera.id – Di era digitalisasi saat ini tidak sulit bagi semua orang untuk bisa melalukan aktivitas – aktivitas bisnis yang diantaranya, produksi, penjualan, dan pertukaran barang atau jasa lainnya yang bertujuan untuk mendapatkan laba atau profit. Akitivitas pembelian barang dan jasa melalui internet ini biasa kita sebut dengan belanja online atau oline shop, aktivitas ini mungkin sudah tidak asing lagi didunia bisnis online.

Online shop itu sendiri merupakan bisnis yang dijalankan oleh pelaku bisnis tanpa harus mendirikan perusahaan terlebih dahulu, hal ini tentunya memberikan kemudahan bagi setiap orang dalam menjalan kegiatan bisnis. Melalui online shop ini, masyarakat tidak perlu susah payah mendatangi toko hanya untuk membeli barang yang diinginkan. Maka dari itu pembeli tinggal memesan barang yang diinginkan, kemudian melakukan pembayarannya dengan cara transfer melalui bank atau credi card. Setelah itu barang akan dikirim ke alamat sesuai keiinginan pembeli.

Online shop ini menawarkan kemudahan dan efisiensi yang cukup tinggi. Kita hanya bermodalkan smartphone dan fasilitas internet, pelaku bisnis dengan mudah mempromosikan segala barang dan jasa yang dibutuhkan oleh semua golongan. Meski demikian pelaku bisnis memiliki tantangan tersendiri agar pembeli bisa percaya dengan produk yang dipasarkan. Belakangan ini dapat kita lihat tingginya kasus penipuan yang dilakukan baik itu pengguna online shop maupun pemilik online shop itu sendiri. Banyak kasus yang kita temui seperti terjadinya penipuan dimana seorang perempuan telah membeli HP sebesar Rp 2.500.000 di online shop, namun yang datang ternyata hanya kotak berisikan batu. Kemudian juga ada kasus mengenai penumpukan barang – barang sehingga keterlambatan dalam proses pengiriman kepada pembeli, hal ini dikarenakan kurang nya etika bagi pelaku dalam mengutamakan kepentingan konsumennya.

Tindakan yang mampu menunjang kinerja

Untuk pelaksanaan bisnis bagi online shop diperlukan tindakan yang mampu menunjang kinerja pelaku agar dapat mencapai tujuan yang telah disusun. Tindakan atau kegiatan yang telah disusun harus berlandaskan dengan etika. hal ini sangat memabantu pelaku dalam mencapai tujuan serta dengan metode yang baik dan juga cara berfikir yang sesuai dengan logika maupun etika yang berkembang dimasyarakat akan membantu kegiatan bisnis tanpa merugikan pihak – pihak lain. Etika bermaksud membantu pelaku bisnis bertindak secara bebas dan dapat dipertanggungjawabkan karena setiap tindakan yang dilakukan selalu hadir dari keputusan pribadi.

Pada dasarnya etika bisnis yang cenderung baik akan menciptakan lingkungan kerja yang baik sehingga tidak menimbulkan konflik kepada para stakeholder dan bisnis yang dijalankan (Khumairoh).
Etika sesungguhnya adalah bagian dari jati diri yang mengemukakan nilai – nilai rasional dalam berfikir serta lebih kritis terhadap norma dan nilai serta hakikat moralitas (Pratiwi and Kurniawan 2022). Penerapan etika dalam sebuah bisnis online shop perlu disadari untuk bisa digunakan bagi orang yang melakukan kegiatan yang terkait dengan bisnis yang dijalankan dalam sebuah organisasi bisnis bermodelkan online shop. Para pelaku online shop pada dasarnya melakukan pelayan dan bertanggung jawab terhadap masyarakat yang ada di sekitar lingkungan perusahaan baik secara eksternal maupun internal. Lingkungan yang luas yang berhubungan dengan hubungan bisnis dan masyarakat, akan terus – menerus menjadi latarbelakang yang menjadi tantangan untuk sehari – hari dalam melakukan kegiatan bisnis.

Etika bisnis ini mencoba memberikan kesadaran moral pada pelaku online shop untuk berbisnis secara baik dan etis didasari pada nilai – nilai luhur yang bermanfaat bagi konsumen, karyawan serta masyarakat demi menjaga nama baik bisnis online shop itu sendiri. Didalam sebuah perusahaan yang mampu menerapkan etika bisnis yang mengandung prinsip – prinsip moral ini akan memberikan dampak positif kepada pihak yang berkaitan dengan kegiatan bisnis serta masyarakat. Salah satu dampaknya akan meningkatkan motivasi kerja para karyawan, selain itu dituntut untuk menghasilkan yang terbaik selama bekerja juga harus diperoleh dengan cara yang baik juga.

Tiga faktor utama yang dapat menciptakan lingkungan baik

Menurut Susanto (2007), terdapat tiga faktor utama yang dapat menciptakan lingkungan yang baik dalam kegiatan bisnis, yaitu; pertama, adalah terciptanya suatu budaya perusahaan atau organisasi yang baik. Kedua, yaitu menumbuhkan kepercayaan dan kejujuran dalam suatu perusahaan. Dan yang yang terakhir ketiga, terbentuknya interaksi yang baik antar karyawan maupun dengan pimpinannya. Tingkat bisnis yang diharapkan oleh masyarakat (Carroll, Brown et al. 2018) dapat dilihat pada gambar dibawah ini

 

Dapat dilihat bahwa kesadaran etika dalam diri individu dari tahun 1960 hingga 2020 tidak meningkat terlalu tinggi, namun harapan masyarakat akan etika tersebut samakin tinggi, oleh karena itu kondisi saat ini etika dalam sebuah perusahaan sangatlah rendah. Hal ini menimbulkan masalah – masalah moralitas yang ada pada pelaku bisnis. Masalah komplikasi lainnya adalah bahwa cukup sulit bagi seseorang untuk memilih standar – standar perilaku, yaitu apakah berasal dari dalam atau dari luar individu. Dalam hal ini penulis dapat mengambil keputusan bahwa etika dan moralitas sangatlah mirip satu sama lain, merujuk kepada keadilan dan perilaku.

Etika bisnis

Etika bisnis berkaitan erat dengan kebenaran, kesalahan, kewajaran atau keadilan dalam tindakan, keputusan, kebijakan, dan praktik yang terjadi dalam konteks bisnis atau ditempat kerja. Suatu bisnis tentunya didirikan dengan memiliki banyak latarbelakang karyawan yang berbeda budaya dan kebiasaanya. Hal ini cenderung menimbulkan konflik dalam suatu tindakan yang diambil, jika perusahaan tersebut tidak bertindak sesuai dengan etika bisnis tentunya hal ini akan menjadi permasalahan dalam lingkung bisnis tersebut. Untuk mengambil suatu keputusan, pelaku bisnis harus bisa mempertimbangkan resiko yang mungkin terjadi pada saat keputusan itu diambil. Keputusan tersebut tidak hanya berdasarkan kepentingan pengambilan keputusan akan tetapi untuk mencapai tujuan bersama dari bisnis itu sendiri. Keputusan tersebut akan berdampak kepada hasil yang diperoleh serta juga akan membantu lingkungan dimana perusahaan tersebut berdiri. Pengambilan keputusan yang baik tentunya berdasarkan dengan normalitas yang diterapkan oleh pelaku bisnis online shop. Kalau semua tingkah laku yang salah dibiarkan, maka akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan yang salah ini akan menjadi budaya. Oleh sebab itu segala sesuatu tindakan yang diambil oleh pelaku bisnis harus berdasarkan dengan norma – norma yang sesuai dengan kondisi bisnis.

Pendekatan konvesional

Pendekatan konvensional dalam etika bisnis adalah suatu cara dengan membandingkan keputusan, praktik, atau kebijakan yang digunakan dalam praktik dengan norma – norma penerimaan yang berlaku di masyarakat. Dianggap konvensional karena dianggap begitulah cara berpikir masyarakat pada umumnya. Pendekatan konvensional ini bergantung kepada akal sehat dan pemahaman yang luas terhdap apa yang lebih etis. Dalam pendekatan konvensional ini tantangan yang terbesar adalah etika mana yang akan kita gunakan, tentunya harus sesuai dengan penilaian yang etis juga. Sehubungan dengan norma siapa, dan yang mana harus digunakan sebagai dasar penilaian etis, pendekatan konvensional ini akan mempertimbangkan norma – norma yang berasal dari berbagai sumber yang sah, yaitu keluarga, teman, keyakinan, lingkungan, atasan, hukum, profesi dan sebagainya.

Pendekatan ini lebih berfokus kepada penilaian sendiri atau kepentingan pribadi yang terbaik sebagai pedoman kita dalam bertingkah laku. Salah satu pendekatan ini muncul dikarenakan untuk membantu pelaku bisnis dalam menentukan standar etika bisnis siapa yang dapat digunakan. Beberapa sumber norma etika yang mngkin bisa berlaku pada individu dan bisa digunakan dalam berbagai keadaan, dan dari waktu ke waktu, dengan menggunakan pendekaatan konvensional. Sumber – sumber ini dapat bersaing dengan apa yang merupakan normalitas berlaku di dalam masyarakat pada saat ini. Dalam hal ini, pendekatan konvensional terhadap etika bisnis meungkin sangat berguna dan dapat diterapkan.

Dalam diri individu harus mampu menerapkan norma – norma yang etis dan dapat diterima bagi semua orang. Tindakan yang dilakukan merupakan dasar analisis etis yang terjadi, sebagai pelaku bisnis tentu nya mampu memecahkan masalah – masalah yang terjadi yang bisa diterima oleh semua orang serta tidak bertentangan dengan etika yang sudah ditetapkan. Penetapan etika ini tentu nya berdasarkan kepada sumber – sumber yang dianggap mampu menjadi acuan untuk membuat sebuah standar dalam mengatur sebuah bisnis yang dijalankan.

Dengan menerapkan pendekatan konevensional akan membantu pelaku bisnis untuk bisa mengambil sebuah tindakan yang sesuai dengan kondisi saat ini. Disisi lain untuk menerapkan etika bsinis ini akan menunjukan bahwa perilaku seperti itu normal dan dapat diterima bahkan juga diinginkan. Etika dalam sebuah bisnis online shop merupakan hal penting untuk menunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini pelaku bisnis harus mampu menerapkan etiksa bisnis sesuai dengan kesepakatan yang di telah didapatkan bersama. Kesepakatan ini dibuat harus berdasarkan dengan sumber – sumber yang telah dipertimbangkan terlebih dahulu.