Mahathir Siap Bentuk Pemerintahan Netral jika Dipilih Lagi

Mahathir Siap Bentuk Pemerintahan Netral jika Dipilih Lagi
Mahathir Siap Bentuk Pemerintahan Netral jika Dipilih Lagi

JAKARTA, kaldera.id- Perdana Menteri Interim Malaysia, Mahathir Mohamad, mengatakan bakal berusaha membentuk pemerintahan netral jika kembali diberi mandat untuk berkuasa oleh parlemen.

Namun, dia mengatakan hal itu tergantung dari sikap Dewan Rakyat terhadap kondisi saat ini dan masa depan.

“Saya berpendapat betul atau tidak, politik dan partai politik perlu dikesampingkan saat ini. Jika didukung, saya akan coba membentuk pemerintahan yang tidak memihak kepada partai tertentu.

Hanya kepentingan negara saja yang akan diutamakan,” kata Mahathir dalam pidato kenegaraan di Putrajaya, Malaysia, seperti dikutip dari cuitan akun Twitter Bernama, Rabu (26/2/2020)

Masih dalam kicauan twitternya Mahathir berkata: Saya berpendapat betul atau tidak, politik dan parti politik perlu diketepikan buat masa sekarang.

Jika dibenar saya akan cuba adakan pemerintahan yang tidak memihak kepada mana-mana parti. Hanya kepentingan negara sahaja yang akan diutamakan.

Mahathir juga menyatakan bersedia kembali menjadi PM tetap Negeri Jiran jika mendapat suara mayoritas di parlemen.

Mahatir Mengudurkan Diri

Mahathir merasa para politikus lebih mementingkan partai-partai mana yang berkuasa serta kalah atau menang ketimbang kepentingan negara. Demi menghindari itu, Mahathir memaparkan dia memutuskan mengundurkan diri.

“Politik, orang politik, dan partai politik terlalu utama politik sehingga lupa negara menghadapi masalah ekonomi dan kesehatan yang mengancam negara,” kata Mahathir seperti dikutip kantor berita Bernama.

Dalam pidatonya itu, Mahathir turut meminta maaf kepada semua rakyat Malaysia jika keputusannya mengundurkan diri sebagai PM membuat kekacauan politik di Negeri Jiran dan meresahkan warga.

Dia membantah bahwa alasan dirinya mundur sebagai PM adalah karena “gila kuasa” dan enggan menyerahkan jabatan kepada Presiden Partai Keadilan Rakyat, Anwar Ibrahim, sesuai janji politiknya pada pemilu 2018 lalu.

Pada masa kampanye pemilu 2018, Mahathir dan Anwar memang sepakat membentuk koalisi baru demi melawan koalisi yang berkuasa saat itu, yakni Barisan Nasional, yang dipimpin eks PM Najib Razak.

Mahathir juga berjanji jika koalisinya yang dipimpinnya menang, ia akan membebaskan Anwar yang saat itu masih dipenjara. Mahathir juga berjanji tidak akan menyelesaikan masa pemerintahan dan akan mengalihkan jabatannya sebagai PM tak lama setelah berkuasa.

Meski begitu, hingga Mahathir mengundurkan diri Senin lalu, proses peralihan jabatan PM kepada Anwar tidak pernah terjadi. (ayp/ayp/cnn/finta rahyuni)