Ads

Menpar Buka Konferensi Internasional Geowisata Kaldera Toba 2025, Gubernur Bobby Ajak Kepala Daerah Kompak Kelola Danau Toba

redaksi
9 Jul 2025 07:39
News Sumut 0 7
3 menit membaca

 

SIMALUNGUN, kaldera.id – Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Widiyanti Putri Wardhana, bersama Gubernur Sumatera Utara, Muhammad Bobby Afif Nasution, secara resmi membuka Konferensi Internasional Pertama Destinasi Geowisata Kaldera Toba Unesco Global Geopark 2025, Selasa (8/7/2025), di Hotel Khas Parapat, Kabupaten Simalungun.

Dalam sambutannya, Gubernur Bobby mengajak seluruh kepala daerah di kawasan Danau Toba untuk menyatukan tekad dan semangat menjaga kelestarian lingkungan dan budaya di kawasan tersebut. Ia menekankan pentingnya peran tujuh kabupaten dalam mendukung revalidasi status UNESCO.

“Saya minta seluruh bupati se-kawasan Danau Toba memiliki semangat dan tekad yang sama. Walau kegiatan dan anggaran telah disusun tahun sebelumnya, saya yakin para kepala daerah dapat membuat kebijakan untuk mendukung upaya revalidasi Kaldera Toba,” ujar Bobby.

Gubernur Sumut juga mengapresiasi Kementerian Pariwisata atas terselenggaranya konferensi ini, yang dinilai sebagai langkah penting untuk mempertahankan status Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark. Saat ini, Kaldera Toba masih berstatus yellow card, dan diharapkan dapat segera kembali mendapatkan green card sebagai bentuk pengakuan atas pengelolaan berkelanjutan kawasan tersebut.

Bobby menyoroti pentingnya pemenuhan tiga aspek utama UNESCO: geologi, warisan budaya, dan pemberdayaan masyarakat lokal. Ia menyebut keindahan dan kekayaan Danau Toba luar biasa, sehingga perlu dikelola secara kolaboratif antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten.

“Ini tugas kita bersama sebagai umat manusia, menjaga alam yang telah dianugerahkan Tuhan, serta mewariskannya sebagai kekayaan alam dan budaya untuk generasi mendatang,” lanjutnya.

Bobby menambahkan bahwa pengelolaan yang baik tidak hanya menjaga kelestarian, tetapi juga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan Danau Toba.
“Saya harap kita bisa melakukan yang terbaik agar Danau Toba dikenal dunia, tak hanya karena keindahannya, tapi juga karena nilai sejarah, budaya, dan keterlibatan masyarakat dalam pelestariannya,” tegasnya.

Sementara itu, Menteri Pariwisata RI Widiyanti Putri Wardhana menekankan bahwa pengembangan pariwisata tak bisa hanya bergantung pada pembangunan infrastruktur.
“Pengelolaan pariwisata harus harmonis dengan pengetahuan, narasi, dan inovasi. Forum seperti ini menjadi ruang tumbuhnya ide hingga berujung pada aksi,” ujar Menpar.

Ia menegaskan bahwa status geopark bukan sekadar perlindungan lingkungan, tapi juga membuka peluang pendidikan dan pengembangan pariwisata berkelanjutan. UNESCO sendiri telah menetapkan tiga pilar utama untuk geopark global: perlindungan, edukasi, dan pembangunan berkelanjutan.
“Melalui geowisata, kita bisa mendorong inovasi lokal, menciptakan lapangan kerja, serta membuka peluang ekonomi baru tanpa mengorbankan nilai alam dan budaya,” pungkasnya.

Dalam acara ini turut hadir antara lain,
GM Badan Pengelola Kaldera Toba Unesco Global Geopark Azizul Kholis, Kepala BPODT Jimmy Bernando Panjaitan, Bupati Samosir Vandiko Timotius Gultom, Bupati Simalungun Anton Saragih, serta kepala daerah lainnya dari tujuh kabupaten di kawasan Danau Toba, bersama para akademisi.

Usai pembukaan konferensi, Gubernur Bobby bersama Menpar menggelar dialog bersama para kepala daerah di lokasi wisata Nomadic Escape, Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba. (Reza)